Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bermasalah dengan Ibu? Hati-hati jika Punya Bayi  

image-gnews
dailymail.co.uk
dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Sydney - Anak-anak perempuan yang memiliki masalah kedekatan dengan ibunya akan lebih memiliki kesulitan yang sama untuk menciptakan keterikatan atau bonding dengan bayi mereka. Itulah hasil studi yang dilakukan Profesor Valmasamma Eapen dan kolega-koleganya dari University of New South Wales, Australia, di Rumah Sakit Liverpool di Sydney.

Tim riset meneliti 680 ibu hamil di rumah sakit tersebut dan memilih 100 di antaranya yang tercatat memiliki hubungan buruk dengan ibu mereka. Ibu hamil lainnya dilaporkan memiliki hubungan baik dengan ibu mereka. Para peneliti mengambil sampel darah para ibu itu tiga bulan sebelum dan sesudah kelahiran untuk meneliti level oksitosin. (Baca: Kim Jong-un Lakukan Operasi Pergelangan Kaki?)

Oksitosin atau hormon cinta inilah yang diduga menjadi penentu kedekatan ibu dengan anak. “Level hormon cinta yang rendah ditemukan pada perempuan-perempuan yang tidak dekat dengan ibunya sendiri,” tulis hasil riset yang diterbitkan di jurnal Plos One itu.

Valmasamma mengatakan para ibu dengan kadar hormon oksitosin rendah kemungkinan besar akan memiliki perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya, seperti rasa penolakan dan depresi. Tak hanya si ibu yang mengalami ketidaknyamanan ini. Rasa cemas juga bisa muncul pada bayi akibat penolakan sang ibu. “Defisit oksitosin jelas tampak pada kelompok yang memiliki masalah kedekatan dengan ibunya,” katanya.(Baca: Kim Jong-un Dikabarkan Menderita Asam Urat)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oksitosin memicu produksi dopamin di dalam otak yang membuat proses keterikatan dengan bayi-bayi yang baru lahir sebagai aktivitas yang menyenangkan. Pada bayi, proses bonding bekerja untuk mengembangkan mekanisme produksi oksitosin dalam jangka panjang, yang pada masa depan bakal mempengaruhi keterikatan mereka dalam sebuah hubungan.

KARTIKA | DAILY MAIL

Baca juga:
Sistem T-Pass Kurangi 20 Persen Antrian Jalan Tol
Lokasi Sholat Ied di Jakarta, Besok
Media Cina Blak-Blakan Dukung Pemimpin Hong Kong
Kasus Gubernur Riau, KPK Periksa Wiraswasta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.