TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan silikon untuk kecantikan meresahkan dunia kedokteran. Menurut Budiman, dokter spesialis bedah plastik dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta, penggunaan silikon wajib lewat metode implan. "Bukan disuntikkan langsung," katanya saat dihubungi, akhir pekan lalu.
Budiman mengatakan terdapat tiga jenis silikon, yakni padat, cair, dan gel. Jenis yang biasa digunakan untuk kecantikan, seperti memancungkan hidung dan memperbaiki bentuk dagu, adalah silikon padat. Silikon jenis ini punya tingkat kepadatan seperti karet penghapus, agak kenyal.
Sedangkan silikon cair dan gel biasanya disimpan di dalam kantong yang berbentuk mirip dengan silikon padat. Kedua jenis silikon itu bisa digunakan untuk mempercantik bokong, payudara, dan testis lewat cara operasi. "Hasilnya bisa bertahan hingga tiga puluh tahun, bahkan lebih," ujar Budiman.
Nah, silikon cair dan gel itu tidak boleh disuntikkan langsung ke tubuh manusia, melainkan mesti disertai wadahnya. Penggunaan wadah itu penting untuk menahan silikon dari panas hingga 200 derajat Celsius. Jika terbentur ataupun kena matahari, silikon itu juga tak bakal rusak.
Dengan prosedur yang aman, Budiman menyebutkan, kantong berisi silikon tak bakal pecah atau bocor. "Bisa bocor kalau bagian tubuh yang diberi silikon terkena tusukan," katanya. (Baca juga: Silikon Payudaranya Lumer, Malinda Dee ke Klinik)
Adapun silikon yang bermasalah biasanya disebabkan oleh penggunaan yang salah, yakni langsung disuntikkan, tanpa wadah. Walhasil, cairan atau gel itu bakal menyebar dan masuk ke jaringan tubuh manusia. Itulah yang kemudian memicu rasa gatal, nyeri, infeksi, bahkan kematian. (Baca juga: Malinda Dee Khawatirkan Silikon di Tubuhnya)
MITRA TARIGAN
Berita terpopuler:
Kue Kurma, Lengkapi Sajian Menu Idhu Adha
Kontrasepsi, Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi