INFO SEHAT - Teknik laparoskopi adalah pembedahan invasif minimal dengan mempergunakan alat. Pada teknik laparoskopi, seorang ahli bedah menggunakan kamera dan alat yang dimasukkan ke dalam rongga perut atau dada untuk melihat organ dalam, dan untuk mengerjakan operasi. Ahli bedah melihat lapangan operasi melalui televisi yang dihubungkan dengan alat laparoskopi.
Awal perkembangan teknik laparoskopi dimulai sejak awal abad ke-19, namun penggunaannya dalam teknik pembedahan pertama kali dilakukan pada 1985. Sejak saat itu teknik operasi secara laparaskopi semakin berkembang, bahkan dapat dipakai dalam pembedahan pada anak serta bayi.
Dulu seorang ahli bedah memiliki konsep “permasalahan yang besar memerlukan irisan atau luka operasi yang besar. Hal ini disebabkan seorang dokter bedah memerlukan ekspose yang luas untuk melihat organ dalam. Saat ini, eksposure tetap merupakan hal yang penting dari segi keamanan dan keberhasilan operasi, namun hal itu dapat dicapai dengan sayatan kulit yang kecil, dengan teknik laparoskopi atau teknik pembedahan invasive minimal.
Teknik laparoskopi yang banyak dipergunakan pada pembedahan anak dan bayi antara lain laparoskopi untuk operasi hernia, laparoskopi pada radang usus buntu, laparoskopi sebagai prosedur diagnostik pada undescensus testis atau biji kemaluan yang terletak tidak di kantung kemaluan, dan laparoskopi diagnostik untuk menilai cedera organ dalam pada kasus trauma. Prosedur laparoskopi dapat juga dilakukan pada pembedahan perut yang lebih komplek, misalnya fundoplikasi, piloromiotomi pada penyakit hyperthropic pylorus stenosis dan sebagainya. Namun kasusnya lebih jarang dibanding tiga kasus tersebut.
Teknik laparoskopi memiliki keuntungan antara lain, karena sayatan yang kecil maka nyeri lebih sedikit dibanding teknik biasa sehingga waktu perawatan di Rumah Sakit berkurang dan lebih cepat untuk kembali beraktivitas normal. Terpenting juga, secara kosmetik hasilnya lebih baik. Namun terdapat beberapa kekurangan teknik ini dibanding teknik biasa, antara lain biaya yang lebih mahal, kadang diperlukan waktu operasi yang lebih lama, dan bila terdapat penyulit atau komplikasi maka operasi akan dikonversi menjadi teknik terbuka atau teknik operasi biasa tanpa laparoskopi.
Pada kasus hernia inguinal (lipat paha) anak, proses terjadinya disebabkan adanya suatu saluran di perut bagian bawah yang normalnya menutup namun tidak menutup, sehingga usus dari perut dapat masuk melalui saluran tersebut ke lipat paha sampai kantung kemaluan. Secara klinis terkadang gejala didapatkan hanya pada satu sisi, padahal saluran yang tidak menutup tersebut terdapat pada sisi kanan dan kiri lipat paha. Dengan teknik laparoskopi, maka dapat dinilai apakah kedua saluran tersebut sudah menutup atau tidak. Bila kedua saluran tidak menutup (hernia inguinalis atau skrotalis bilateral) maka kedua saluran tersebut dapat sekaligus dijahit.
Untuk kasus radang usus buntu, teknik laparoskopi terutama dikerjakan pada kasus tanpa komplikasi atau proses radang usus buntu lanjut. Keuntungan operasi radang usus buntu anak dirasakan lebih nyata manfaatnya pada anak dengan obesitas, karena pada anak dengan obesitas, bila dilakukan operasi teknik terbuka (tanpa laparoskopi) biasanya diperlukan sayatan yang lebih besar dari normal oleh karena lapisan dinding perut yang lebih tebal.
Teknik operasi laparoskopi pada kasus undescensus testis (testis tidak turun ke kantung kemaluan), terutama bila dari pemeriksaan diperkirakan testis (biji kemaluan) berada di dalam perut. Teknik laparoskopi diperlukan sebagai diagnostik dan terapeutik dalam hal ini.
Pada kasus trauma, misalnya kecelakaan, luka tusuk dan lain-lain, laparoskopi memiliki peran sebagai diagnostik maupun terapeutik pada kasus tertentu, misalnya saja terdapat luka tusuk yang tembus ke rongga perut dan pasien dalam kondisi stabil.
Laparoskopi memiliki perkembangan yang semakin nyata dalam dunia kedokteran. Penggunannya dapat dipertimbangkan pada berbagai kasus bedah anak, dengan menimbang kelebihan dan kekurangannya.
(Dr.Tri Hening Rahayatri Sp.B, Sp.BA - RS Premier Jatinegara)