Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingkah Laparoskopi pada Anak?

image-gnews
Laparoskopi pada Anak
Laparoskopi pada Anak
Iklan

INFO SEHAT - Teknik laparoskopi adalah pembedahan invasif minimal dengan mempergunakan alat. Pada teknik laparoskopi, seorang ahli bedah menggunakan kamera dan alat yang dimasukkan ke dalam rongga perut atau  dada untuk melihat organ dalam, dan untuk mengerjakan operasi. Ahli bedah melihat lapangan operasi melalui televisi yang dihubungkan dengan alat laparoskopi.

Awal perkembangan teknik laparoskopi dimulai sejak awal abad ke-19, namun penggunaannya dalam teknik pembedahan pertama kali dilakukan pada 1985. Sejak saat itu teknik operasi secara laparaskopi semakin berkembang, bahkan dapat dipakai dalam pembedahan pada anak serta bayi.

Dulu seorang ahli bedah memiliki konsep “permasalahan yang besar memerlukan irisan atau luka operasi yang besar. Hal ini disebabkan seorang dokter bedah memerlukan ekspose yang luas untuk melihat organ dalam. Saat ini, eksposure tetap merupakan hal yang penting dari segi keamanan dan keberhasilan operasi, namun hal itu dapat dicapai dengan sayatan kulit yang kecil, dengan teknik laparoskopi atau teknik pembedahan invasive minimal.

Teknik laparoskopi yang banyak dipergunakan pada pembedahan anak dan bayi antara lain laparoskopi untuk operasi hernia, laparoskopi pada radang usus buntu, laparoskopi sebagai prosedur diagnostik pada undescensus testis atau biji kemaluan yang terletak tidak di kantung kemaluan, dan laparoskopi diagnostik untuk menilai cedera organ dalam pada kasus trauma. Prosedur laparoskopi dapat juga dilakukan pada pembedahan perut yang lebih komplek, misalnya fundoplikasi, piloromiotomi pada penyakit hyperthropic pylorus stenosis dan sebagainya. Namun kasusnya lebih jarang dibanding tiga kasus tersebut.

Teknik laparoskopi memiliki keuntungan antara lain, karena sayatan yang kecil maka nyeri lebih sedikit dibanding teknik biasa sehingga waktu perawatan di Rumah Sakit berkurang dan lebih cepat untuk kembali beraktivitas normal. Terpenting juga,  secara kosmetik hasilnya lebih baik. Namun terdapat beberapa kekurangan teknik ini dibanding teknik biasa, antara lain biaya yang lebih mahal, kadang diperlukan waktu operasi yang lebih lama, dan bila terdapat penyulit atau komplikasi maka operasi akan dikonversi menjadi teknik terbuka atau teknik operasi biasa tanpa laparoskopi.

Pada kasus hernia inguinal (lipat paha) anak, proses terjadinya disebabkan adanya suatu saluran di perut bagian bawah yang normalnya menutup namun tidak menutup, sehingga usus dari perut dapat masuk melalui saluran tersebut ke lipat paha sampai kantung kemaluan. Secara klinis terkadang gejala didapatkan hanya pada satu sisi, padahal saluran yang tidak menutup tersebut terdapat pada sisi kanan dan kiri lipat paha. Dengan teknik laparoskopi, maka dapat dinilai apakah kedua saluran tersebut sudah menutup atau tidak. Bila kedua saluran tidak menutup (hernia inguinalis atau skrotalis bilateral) maka kedua saluran tersebut dapat sekaligus dijahit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk kasus radang usus buntu, teknik laparoskopi terutama dikerjakan pada kasus tanpa komplikasi atau proses radang usus buntu lanjut. Keuntungan operasi radang usus buntu anak dirasakan lebih nyata manfaatnya pada anak dengan obesitas, karena pada anak dengan obesitas, bila dilakukan operasi teknik terbuka (tanpa laparoskopi) biasanya diperlukan sayatan yang lebih besar dari normal oleh karena lapisan dinding perut yang lebih tebal.

Teknik operasi laparoskopi pada kasus undescensus testis (testis tidak turun ke kantung kemaluan),  terutama bila dari pemeriksaan diperkirakan testis (biji kemaluan) berada di dalam perut. Teknik laparoskopi diperlukan sebagai diagnostik dan terapeutik dalam hal ini.

Pada kasus trauma, misalnya kecelakaan, luka tusuk dan lain-lain, laparoskopi memiliki peran sebagai diagnostik maupun terapeutik pada kasus tertentu, misalnya saja terdapat luka tusuk yang tembus ke rongga perut dan pasien dalam kondisi stabil.

Laparoskopi memiliki perkembangan yang semakin nyata dalam dunia kedokteran. Penggunannya dapat dipertimbangkan pada berbagai kasus bedah anak, dengan menimbang kelebihan dan kekurangannya.

(Dr.Tri Hening Rahayatri Sp.B, Sp.BA - RS Premier Jatinegara)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.


Kapan Puncak Massa Tulang dan Waktu yang Tepat Mencegah Osteoporosis

23 Oktober 2021

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Kapan Puncak Massa Tulang dan Waktu yang Tepat Mencegah Osteoporosis

Ketahui periode terbaik memumpuk "bekal" menjelang massa tulang puncak, fase kondisi tulang terbaik, dan penurunannya untuk mencegah osteoporosis.