TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre yang juga Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia periode 2003-2009, Adib Abdullah Yahya, mengatakan Indonesia masih sulit menerapkan pariwisata kesehatan atau health tourism. Menurut Adib, kekurangan Indonesia dalam soal pariwisata kesehatan adalah tidak menyatunya sejumlah lembaga yang berkaitan dengan pariwisata. "Tidak ada Indonesia incorporated," katanya dalam acara perkenalan Fujitsu Healthcare Solutions di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2014.
Adib menjelaskan, saat ini industri yang menyangkut urusan pariwisata kesehatan berjalan sendiri-sendiri. Di antaranya industri perdagangan, kesehatan, perhotelan, dan transportasi. "Tidak ada kolaborasi di antara mereka," ucapnya.
Adib bersama beberapa rekan-rekannya mengaku sudah mengirim surat kepada presiden terkait dengan pariwisata kesehatan. Ia mengharap adanya kerja sama yang baik di antara sektor-sektor terkait untuk memajukan pariwisata kesehatan Indonesia. "Makanya harus berkumpul, industri perhotelan, transportasi, rumah sakit, perdagangan," katanya.
Pariwisata kesehatan sudah menjadi salah satu industri yang diperhatikan di sejumlah negara, termasuk negara-negara tetangga Indonesia. Salah satunya adalah Singapura. Negeri bersimbol Merlion itu menawarkan jasa kesehatan dibarengi dengan penyediaan hotel serta penawaran wisata lain.
MITRA TARIGAN
Topik terhangat:
Pelantikan Jokowi | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Akhirnya, Nama 34 Menteri Kabinet Jokowi Rampung
Calon Menteri Dilabel Merah, Jokowi Tepok Jidat
Menggilai Aktris, Anak Jokowi Malah Ditaksir Gay
Dikabarkan Coret Rini, JK: Siapa yang Tak Setuju?
Sukhoi Kejar Pesawat Australia yang Nyelonong