Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Desember, Uji Klinis Terapi Ebola Pertama  

Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan seorang penumpang yang terjangkit penyakit infeksi Ebola dalam simulasi penanggulangan wabah Ebola untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-50, di Monas, Jakarta, 12 November 2014. Kementerian Kesehatan melakukan persiapan tindakan untuk mewaspadai masuknya virus ebola. TEMPO/Imam Sukamto
Petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan seorang penumpang yang terjangkit penyakit infeksi Ebola dalam simulasi penanggulangan wabah Ebola untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-50, di Monas, Jakarta, 12 November 2014. Kementerian Kesehatan melakukan persiapan tindakan untuk mewaspadai masuknya virus ebola. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak membuat geger pada awal Maret 2014, ebola seakan-akan menjadi momok bagi masyarakat dunia. Penyakit menular yang mematikan ini membuat penduduk di kawasan Afrika Barat terkucil, lantaran sejumlah negara melarang kedatangan mereka. Hingga saat ini, meski korban sudah mencecah 5 ribu jiwa yang meninggal, belum ada terapi efektif yang dianggap jitu.

Sejumlah organisasi kesehatan non-pemerintah memutuskan memulai penelitian terhadap ebola pada Desember mendatang. "Sebagai salah satu penyedia utama perawatan medis untuk pasien ebola di Afrika Barat, MSF turut serta dalam uji klinis yang dilakukan untuk memberikan peluang sembuh yang lebih tinggi kepada mereka yang terkena wabah,” kata dokter Annick Antierens, yang menjadi koordinator kemitraan Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 14 November 2014. (Baca juga: Masih Masa Inkubasi Pasien Terduga Ebola Madiun Dipulangkan)

MSF akan bekerja sama dengan Lembaga Riset Kesehatan dan Medis Prancis (INSERM) yang memimpin uji coba penggunaan obat antivirus favipiravir di Guéckédou, Guinea; Antwerp Institute of Tropical Medicine (ITM) dengan pilihan uji klinis atas terapi darah lengkap dan plasma di pusat ebola di Conakry, Guinea; dan University of Oxford yang mewakili International Severe Acute Respiratory and Emerging Infection Consortium (ISARIC dengan uji klinis yang didanai Wellcome Trust terhadap obat antivirus brincidofovir di lokasi yang belum ditentukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan dukungannya. (Baca juga: Pasien Terduga Ebola di Kediri Dibolehkan Pulang)

Dua obat, yaitu brincidofovir dan favipiravir, terpilih karena lolos dari pemeriksaan WHO terhadap keamanan dan kemanjuran, ketersediaan produk, dan kemudahan pemberian obat. Pada pasien yang terinfeksi, akan dilakukan terapi darah atau plasma. Mereka akan diberikan darah atau plasma yang mengandung antibodi pasien yang berhasil sembuh. Metode ini sudah mendapat persetujuan WHO. (Baca juga: Suspect Ebola Madiun Bekerja 8 Bulan di Liberia) 

“Plasma pasien sembuh yang mengandung antibodi terhadap patogen telah digunakan secara aman untuk penyakit menular lainnya,” kata Johan van Griensven, koordinator peneliti uji klinis dari ITM. “Kami ingin mengetahui apakah cara ini juga manjur untuk ebola, apakah aman dan dapat dilakukan pada skala lebih besar untuk mengurangi jumlah kematian akibat wabah ebola." 

Profesor Peter Horby, kepala peneliti dalam uji klinis yang dipimpin ISARIC, mengatakan, “Melakukan uji klinis obat di tengah krisis kemanusiaan adalah pengalaman baru bagi kami semua, tetapi kami bertekad untuk tidak mengecewakan masyarakat Afrika Barat." Daerah endemik ebola utama di Afrika Barat adalah Guinea, Sierra Leone, Liberia, dan Nigeria.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

DIANING SARI

Berita lain:
Bubarkan FPI, Fadli Zon: Cara Berpikir Ahok Anarki  
Mabes Polri Sarankan Ahok Laporkan FPI ke Polisi
KPK Curigai Penjualan Bank Mutiara  

 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia 10 Tahun Lebih Muda Dibanding Luar Negeri

2 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia 10 Tahun Lebih Muda Dibanding Luar Negeri

Perokok pemula di Indonesia jauh lebih muda dibanding di luar negeri. Akibatnya, usia pasien kanker paru di Indonesia pun 10 tahun lebih muda.


Apa itu Perokok Pasif? Ketahui Bahaya yang Mengancam

7 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Apa itu Perokok Pasif? Ketahui Bahaya yang Mengancam

Sebagian besar asap dari rokok akan dilepaskan ke udara, sehingga asap dapat terhirup oleh orang-orang di sekitarnya, yang disebut juga perokok pasif.


Risiko Kanker Paru-paru di Kalangan Perokok Pasif: 3 Faktor Risiko Utama yang Harus Diketahui

7 hari lalu

Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking
Risiko Kanker Paru-paru di Kalangan Perokok Pasif: 3 Faktor Risiko Utama yang Harus Diketahui

Risiko gangguan kesehatan juga mengancam para perokok pasif. Apa saja faktor-faktor risikonya?


Bau Badan Bisa Jadi Tanda Awal 5 Penyakit Ini

20 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Bau Badan Bisa Jadi Tanda Awal 5 Penyakit Ini

Ternyata bau badan bisa menjadi tanda awal penyakit karena penelitian menunjukkan penyakit tertentu memiliki jejak bau sendiri.


5 Kiat Mencegah Kanker Paru-paru, Berhenti Merokok Salah Satunya

28 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
5 Kiat Mencegah Kanker Paru-paru, Berhenti Merokok Salah Satunya

Berhenti merokok dapat mengurangi risiko kanker paru-paru. Bagaimana cara lainnya?


Bahaya Kanker Paru-paru, Bagaimana Gejalanya? Merokok Salah Satu Pencetusnya

28 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bahaya Kanker Paru-paru, Bagaimana Gejalanya? Merokok Salah Satu Pencetusnya

Merokok bisa menjadi pencetus kanker paru-paru. Kenali pula dan gejala mengidap kanker paru, seperti ini.


Duka Prasetyo Edi untuk Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik

30 hari lalu

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik usai memimpin rapimgab membahas pemilihan wagub DKI di lantai 10 Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020. TEMPO/Lani Diana
Duka Prasetyo Edi untuk Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi menyampaikan duka cita atas meninggalnya Mohamad Taufik. Taufik pernah mendampinginya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI.


5 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Wanita, Bukan Hanya Payudara dan Serviks

6 Februari 2023

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
5 Jenis Kanker yang Sering Menyerang Wanita, Bukan Hanya Payudara dan Serviks

Wanita berisiko lebih tinggi terkena jenis kanker tertentu dan berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan emosional, juga kualitas hidup mereka.


5 Jenis Kanker yang Paling Sering Diderita Pria, Kanker Prostat Urutan Pertama

6 Februari 2023

Ilustrasi kanker prostat. Parentsafrica.com
5 Jenis Kanker yang Paling Sering Diderita Pria, Kanker Prostat Urutan Pertama

Pria memiliki risiko menderita kanker lebih besar dibandingkan wanita. Berikut 5 jenis kanker yang harus diwaspadai pria, termasuk kanker prostat.


Jangan Diabaikan, Kenali 8 Tanda-tanda Tersembunyi Penyakit Kanker

3 Februari 2023

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Jangan Diabaikan, Kenali 8 Tanda-tanda Tersembunyi Penyakit Kanker

Kanker menjadi penyakit mematikan nomor 2 di dunia. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui tanda-tanda kanker yang tidak boleh diabaikan.