TEMPO.CO, Malaysia-Perkembangan dunia kedokteran telah menggiring pengobatan menjadi lebih personal. Tiap pasien, diperlakukan berbeda karena kondisi tubuhnya juga berbeda. Salah satu terobosan yang sedang dibicarakan dalam penanganan kanker adalah terapi target. Terapi ini bekerja dengan mempengaruhi pertumbuhan sel kanker dalam berbagai cara. Dalam materi untuk media tentang Targeted Therapies for Cancer yang diberikan perusahaan obat Bohringer Ingelhem dalam Konferensi Kanker Paru se Asia Pasifik di Malaysia 6-8 November 2014, disebutkan bahwa terapi target lebih fokus pada protein yang spesifik. Khususnya protein yang terlibat dalam proses mengirimkan sinyal
Obat terapi target akan menghalangi sinyal yang memberi tahu sel kanker untuk tumbuh dan berkembang biak secara radikal. Profesor James Yang dari Universitas Nasional Taiwan menjelaskan mekanisme sederhana terapi ini. Misalnya ketika Anda ingin wabah di pusat negara negara, maka jalur termudah untuk memutusnya adalah mematikan pusat transportasi, seperti bandar udara dan pelabuhan. "Kalau kita mengebom bandar udara, tentu jalur menuju ke pusat pemerintah akan tertutup," kata pria yang memaparkan tentang mekanisme resistan terhadap terapi target di Hotel Shangrila, Kuala Lumpur. (Asa Baru Kanker Nesofaring)
Pengeboman adalah salah satu jalan untuk menghambat. Dalam terapi target, sel kanker yang membesar bisa dihalangi dengan cara menganggu sinyal pertumbuhan sel atau yang dikenal tranduksi. Masih dari bahan presentasi yang diberikan oleh perusahaan obat Boehringer Ingelhem menunjukkan bahwa pengeblokan pun mampu dilakukan dengan menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru. Kanal-kanal darah yang berkembang di daerah kanker bisa membesarkan ukuran sel karena menjadi saluran sumber makanan dan minuman.
Mekanisme ketiga adalah dengan menghalangi siklus pembelahan sel. Caranya adalah mengintervensi dengan merusak salah satu protein yang terlibat dalam daur hidupnya. Keempat, terapi ini bisa dilakukan dengan memodifikasi imunitas atau antibodi monoklonal. Sistem imun dibuat agar mampu mengenali sel kanker sebagai musuh. Sebab sering sel kanker tidak dianggap ancaman oleh tubuh. Terakhir adalah dengan terapi gen. Model ini masih berberntuk percobaan karena cukup sulit untuk mengubah genetik manusia supaya mampu melawan penyakit di dalamnya.
Dengan caranya yang lebih spesifik, pasien yang menjalani terapi target lebih minim mengalami kerusakan pada sel sehatnya. Tidak seperti mereka yang harus dikemoterapi. Di mana sel sehat dan sel kanker, sama-sama dihajar. Tapi, Yang mengingatkan, bisa saja terapi target ini meleset. Misal, kata dia, tidak ada mutasi yang teraktifkan. "Efek obatnya jadi kecil," ujar dia. Lalu, ketika target salah sasaran dan inhibitor yang tidak efektif. (Sakit Kanker Paru, Menkes Masih Aktif)
Baca Juga:
DIANING SARI