“Di antara para komikus ada istilah ‘kutukan’ empat edisi. Sebab katanya komik cetak lokal seringkali dikutuk tidak akan bisa terbit melewati edisi keempatnya. Kami lega karena ternyata re:ON sudah berhasil melewati ‘kutukan’ itu dan sebentar lagi akan memasuki edisi ke-10 atau double-digit,” kata Andik tertawa.
Yang membuat dia gembira, ternyata perkembangan para komikus lokal Indonesia sangat pesat, karena banyak di antara mereka juga yang diminta untuk berkarya di luar negeri. “Artinya karya mereka bukan hanya di dalam negeri tapi juga dihargai sampai ke luar negeri.”(Baca : Dread Out, Game Horor Bandung Jadi Komik)
Is Yuniarto, salah seorang komikus, tertantang membangkitkan kisah-kisah kepahlawanan lokal. Pria kelahiran Semarang, yang sudah sering mendapat penghargaan komik itu, mengatakan membangkitkan nilai-nilai kepahlawanan di dalam komik menjadi nilai plus para komikus Indonesia, meskipun dinilainya hal itu bukan pekerjaan mudah.
Komikus yang membuat komik Grand Legend Ramayana di re:ONComics itu berharap Hari Pahlawan 10 November 2014 ini menjadi momentum juga bagi bangkitnya para komikus Indonesia untuk menghasilkan karya terbaik untuk bangsa dan negaranya.