Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Roseola, Ruam Kulit Akibat Infeksi Virus

image-gnews
Roseola, Ruam Kulit Akibat Infeksi Virus
Roseola, Ruam Kulit Akibat Infeksi Virus
Iklan

INFO SEHAT - Roseola atau yang juga disebut sebagai viral exanthema atau exanthema subitum merupakan penyakit dengan gambaran klinis munculnya ruam-ruam pada kulit akibat infeksi virus. Belakangan ini penyakit ini sedang mewabah di antara anak-anak. Roseola umumnya menyerang anak usia 2-6 tahun, tetapi juga dapat menyerang anak yang lebih kecil atau lebih besar.

Dari sekian banyak penyakit yang dapat menimbulkan ruam-ruam pada kulit tetapi yang disebut sebagai roseola adalah yang ruam-ruam pada kulit yang diakibatkan oleh infeksi virus. Virus penyebab roseoa ada beberapa kelompok diantaranya HPV, enteroviruses, adenovirus, mononucleosis, dan masih banyak lagi.

Umumnya pada anak yang mengalami roseola di Indonesia tidak dicari tahu jenis virus penyebabnyanya karena infeksi virus apapun yang mencetuskan roseola, hanya akan menyebabkan ruam kulit selama 3-5 hari dan tidak memiliki dampak yang berbahaya.

Roseola umumnya menular melalui droplets atau pernapasan anak yang sedang terinfeksi. Masa penularannya justru pada fase dimana ruam kulit belum muncul dengan masa inkubasi selama 7-14 hari. Pada saat ruam kulit muncul, umumnya penyakit ini sudah tidak menular.

Gejala penyakit roseola umumnya dimulai dengan demam, nyeri tenggorokan, lemah, lesu, pegal-pegal pada badan dan ekstremitas, dan tidak mau makan selama 3-5 hari lalu disusul dengan munculnya ruam-ruam pada dada, muka lalu menjalar ke seluruh tubuh. Pada saat ruam mulai muncul suhu tubuh anak mulai turun. Orang tua sering kali menemukan anak sudah tidak demam lagi baru disusul dengan munculnya ruam-ruam yang meluas ke seluruh tubuh. Ruam akan bertahan selama kurang lebih 3-5 hari lalu kemudian berangsur-angsur hilang kembali. Setelah ruam hilang kulit akan kembali normal tanpa adanya bekas kehitaman (hiperpigmentasi). Ruam yang muncul dapat menyebabkan rasa gatal ataupun tanpa keluhan.

Pengobatannya dari roseola adalah obat-obat simptomatik, seperti obat penurun panas, obat untuk mengurangi rasa gatal, bila terdapat nyeri tenggorokan atau sariawan anak juga dapat diberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya. Tidak ada obat antivirus yang diberikan untuk anak yang mengalami roseola. Tetapi obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh (immunomodulator) kerap kali diberikan agar daya tahan tubuh baik dalam melawan virus tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena bentuknya yang sangat mirip, kita perlu membedakan roseola dengan campak (Morbili) dan campak jerman (Rubella). Campak adalah inveksi virus pada anak yang disebabkan virus Morbili. Anak yang terinfeksi campak dimulai dengan demam yang disertai batuk, pilek, mata berair, sangat lemas selama 3-5 hari (masa prodromal). Setelah pasa prodromal, muncul bercak kemerahan yang dapat teraba dimulai dari belakang telinga dan menjalar keseluruh tubuh serta ekstremitas. Yang khas dari campak adalah saat bercak muncul demam naik semakin tinggi dan sebelum ruam menghilang, ruam akan berubah warna menjadi kehitaman, dan baru setelahnya akan kembali ke kulit normal.

Campak jerman (Rubella) memiliki gambaran klinis yang lebih mirip lagi dengan roseola. Perbedaannya adalah jenis virus yang menginfeksi adalah virus rubella atau lebih dikenal sebagai campak jerman. Gambaran klinis anak yang terkena Rubella adalah juga hampir sama tetapi infeksi virus Rubella menimbulkan kelenjar getah bening belakang kepala lebih banyak teraba.

Roseola tidak akan mengakibatkan efek secara langsung yang fatal. Umumnya anak yang terkena roseola dirawat karena tidak mau makan sehingga menimbulkan kekurangan cairan, atau panas tinggi yang dapat mencetuskan kejang demam. Orang tua perlu memperhatikan dengan seksama karena bila ternyata anak menderita campak atau ruam akibat penyakit lain maka penanganannya harus lebih tepat sesuai diagnosis.

(Dr. Marissa T S Pudjiadi, Sp.A - RS Premier Jatinegara)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

12 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.