TEMPO.CO, Jakarta - Christine Hakim mendukung recana pengurangan jam kerja perempuan yang kini menjadi wacana publik, Jumat, 5 Desember 2014, di Jakarta. (Baca: Christine Hakim: Ibarat di Film, Ahok Peran Utama)
"Kita enggak boleh prejudice terhadap hal ini. Mesti dilihat dulu secara menyeluruh karena ada substansi yang bernilai positif. Saya dukung hal ini asal memberikan kebaikan bagi kaum hawa yang menjadi garda penting keluarga, masyarakat, dan bangsa," katanya.
Pemeran Tjut Nyak Dhien ini menilai seruan pengurangan jam kerja bagi perempuan pasti ada alasan kuat. Dan sebaiknya disikapi positif, jangan justru dikembangkan pada persoalan melebar yang tak penting, seperti genderitas dan diskiminasi. (Baca: Pagi ini, Artis FFI Pawai di Palembang)
Christine melihat, mungkin selama ini, banyak perempuan yang bekerja dengan jam penuh dan panjang. Hal ini seperti memutus tugas utamanya dalam hal mengerjakan tugas domestik yang menjadi kodrat perempuan. Dia mengaku prihatin dengan berbagai peristiwa yang belakangan ini terjadi dan menimpa korban, seperti anak dan keluarga.
Aktris kelahiran Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956 ini menyebutkan, beberapa permasalahan dalam keluarga, seperti penculikan pada anak, kekerasan, dan pelecehan seksual, narkoba, tawuran pelajar, dan sebagainya. Contoh tersebut, menurut dia, sebagai dampak dari fungsi keluarga yang harus diperani dan dimotori seorang Ibu menjadi ke luar dari relnya. Hal ini, Christine menilai, salah satu faktornya adalah perhatian para ibu yang bekerja dengan jam penuh dan panjang. "Mungkin alasan pengurangan jam kerja perempuan karena hal ini," katanya. (Baca: Christine Hakim : Film Produk Kebudayaan)
Christine mengatakan untuk esensi pengurangan jam kerja perempuan harus jelas. "Saya rasa, hal seperti ini enggak terkait dengan urusan genderitas, pengurangan emansipasi, kesetaraan dan diskrimansi perempuan. Saya melihatnya, bila hal ini menjadi lebih baik, perempuan bekerja dengan jam yang dikurangi bisa menyehatkan dan menyukseskan tugasnya juga sebagai Ibu, istri, dan garda penting dalam keluarga. Masa, sih, lebih penting sukses, berprestasi, dan berhasil di kantor tapi keluarganya kocar-kacir," ungkap Christine panjang lebar. (Baca: Christine Hakim: FFI Barometer Film Indonesia)
HADRANI P.
Terpopuler
Masyarakat Indonesia Punya Gaya Hidup Tidak Aktif
Soal Belanja, Miss Jinjing: Indonesia Bangsa Latah
Datang ke Central, Tak Perlu Belanja ke Bangkok
Sensasi Belanja Ala Negeri Gajah Putih
1000 Guru Rayakan Hari Guru Nasional