TEMPO.CO , Jakarta: Air hangat menjadi sahabat baru Shireen Sungkar. Bagi aktris 22 tahun tersebut, air merupakan satu-satunya material yang bisa diandalkan untuk membersihkan oroknya, Teuku Adam Al Fatih, dalam mencuci peralatan sampai membersihkan kotoran. “Aku tidak berani pakai produk apa-apa, takut ruam,” kata dia dalam diskusi kesehatan bayi yang diselenggarakan Pure Hygienic Care di Jakarta, pekan lalu.(Baca: Ilmuwan Klaim Temukan Penangkal Penyakit MERS)
Dokter spesialis anak, Rini Sekartini, mengatakan langkah yang dilakukan Shireen tepat. Bayi, dia melanjutkan, tidak perlu dioles apa pun kecuali sabun dan sampo. Namun, para orang tua di Indonesia memiliki kebiasaan melumuri buah hatinya dengan minyak-minyakan. Misalnya minyak telon, yang dioles di sekujur tubuh setelah mandi. “Itu tidak diperlukan,” kata Rini. “Kalaupun pakai, secukupnya dan tipis saja.”
Bukan apa-apa, kulit bayi rentan terhadap kehadiran zat asing. Reaksi yang paling sering muncul adalah ruam. Rini mengatakan pemakaian minyak dan sebagainya harus segera dihentikan saat bintil-bintil muncul. (Baca: Abu Bromo Sebabkan Warga Probolinggo Terserang ISPA)
Menurut dia, pada tahun pertama, masalah kulit yang acap muncul pada bayi ada tiga, yaitu ruam susu, ruam popok, dan biang keringat. Seperti namanya, ruam susu adalah gangguan kulit yang berupa bintil merah di pipi yang muncul setelah bayi menengguk air susu ibu. Pada ruam popok, bintil nongol di area pantat dan sekitar pinggang, bekas popok. Sementara itu, biang keringat lumrah dijumpai pada lipatan-lipatan tubuh bayi atau bagian yang sering basah dengan keringat seperti punggung.
“Bayi baru lahir juga bisa berjerawat,” kata Rini. Anggota Staf Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan jerawat diturunkan lewat hormon ibu selepas menyusui. Kabar baiknya, bintik-bintik kecil di wajah si kecil ini akan hilang dengan sendirinya, asalkan dijaga kebersihannya. “Jangan sekali oleskan kosmetik, karena kulit bayi sensitif,” kata Rini, mewanti-wanti.(Baca: Penculikan Bayi dan Kekerasan Anak Meningkat)
Dilihat dari anatominya, Rini menjelaskan, struktur kulit bayi lebih tipis ketimbang orang dewasa, dengan ikatan antarsel yang longgar. Jika dianalogikan, struktur kulit bayi bak batu bata yang renggang. Jadi, kulit mereka rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi.
Para orang tua, dia melanjutkan, pantang menyepelekan gangguan kulit bayi. “Bisa mengganggu tumbuh-kembangnya,” ujar Rini. Sebab, si bayi akan terus berusaha menggaruk ruamnya dan merusak kenyamanan tidur—bayi butuh tidur 15–16 jam tidur sehari—mereka. (Baca: Berkat Pijat, Bayi Terlelap)
DIANING SARI | HP
Terpopuler
Netizen Kritik Gaya Selena dan Kendall Berhijab
Kembalinya Gaya Macho, Lelaki Sejati!
Resep Gingerbread, Hantaran Manis untuk Natal
Asal-Usul Gingerbread, Camilan Pemanis Natal
Obat Tulang, Tekan Risiko Kanker