TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian Komisi Penyiaran Indonesia pada 2013, mengungkapkan, terdapat 1.002 tayangan kekerasan tersebar di semua televisi.
Adegan kekerasan di televisi, membuat pemirsa kesulitan membedakan mana yang merupakan realitas dan mana rekayasa teknologi, dan mana adegan yang manusiawi dan adegan bohong.
Kepala Dinas Pendidikan Arie Budiman mengatakan, edukasi media pada para pelajar sangat diperlukan, karena saat ini media massa bukan lagi sarapan kedua.
"Tapi sudah menjadi sarapan pertama. Begitu bangun tidur, yang dilakukan adalah membaca berita," ujar Arie saat membuka kegiatan gerakan pelajar melek media di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jakarta, Sabtu, 24 Januari 2015.
Media massa, lanjut Arie, juga berperan dalam mengarahkan generasi muda ke arah yang lebih baik. Perangkat teknologi yang semakin canggih mendekatkan generasi muda dengan media massa. "Oleh karena itu, edukasi media diperlukan untuk mengarahkan generasi muda ke arah positif," kata dia.(Baca : Tiga Persamaan Heboh Acara Anang dan Raffi Ahmad)
Wartawan dari LKBN Antara, anggota Bidang Pendidikan PWI, Artini Suparno, mengatakan media massa acap menampilkan tayangan dan gambar yang semestinya tidak boleh ditonton para remaja.
"Untuk menangani dampak negatif dari media massa, perlu kompetensi literasi media agar terhindar dari pengaruh buruk media massa," kata Artini. "Kemerosotan akhlak dan moral generasi muda akan terjadi dengan cepat karena tayangan televisi," ujar Artini. Ia mensinyalir teknologi dan media massa mereduksi manusia menjadi budak-budak, bahkan di luar pemahaman dan kontrol atas mereka sendiri.(Baca :Siaran Ashanty, Lembaga Kehormatan Akan Tegur Anang)
Sementara itu, manajer CSR Bank Rakyat Indonesia, Eko Prasetyo, mengatakan, kegiatan yang didukung bank milik pemerintah tersebut, bertujuan agar pelajar paham media massa, mampu memilah mana media yang baik dan mana yang tidak.
Siswa kelas XI SMAN 52 Jakarta, Mega Putri, mengaku edukasi media
yang didapatnya sangat bermanfaat. Mega berharap kegiatan seperti itu sering diselenggarakan,sehingga generasi muda bisa membedakan mana media yang baik dan buruk.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Pasien Epilepsi Kumat,Ini 4 Pertolongan Pertamanya
Gaya Keabadian Lotuz 2015
Jangan Panik Menghadapi Epilepsi
Pengguna Pil KB Terancam Terkena Kanker Otak