TEMPO.CO , Yogyakarta : Dokter Pro Emergency Aji Andhika mengatakan waktu 6-8 menit adalah waktu terbaik untuk memberikan pertolongan pertama kepada orang yang jantungnya berhenti. "Itu golden time terbaik untuk kembalikan detak jantung. 99 persen pertolongan pertama akan berhasil di waktu itu," kata Aji di Hotel Aston, Yogyakarta, Rabu 20 Mei 2015.
Ia mengimbau agar setiap orang bisa memberikan pertolongan pertama kepada orang yang jantungnya terhenti karena kecelakaan atau serangan jantung.
Aji menjelaskan bila melihat orang yang terjatuh akibat kecelakaan atau terkena serangan jantung, penolong pertama harus melihat lingkungannya: mengapa korban terjatuh? "Apakah karena tersengat listrik atau karena kecelakaan lain," kata Aji.
Aji menyarankan agar para penolong lebih menjaga diri karena dikhawatirkan korban bisa menularkan penyakit melalui darah dan cairan dari tubuh lainnya. "Makanya usahakan pakai pelindung, seperti sarung tangan atau alat antiair, seperti plastik," katanya.
Setelah itu, penolong pun bisa mencari respons korban dengan memanggil, menepuk-nepuk korban dan, bila tidak ada respons juga, dengan meneliti kondisi denyut nadi korban. "Banyak penolong yang lupa mengecek denyut nadi korban dan justru lebih heboh mengurus darah korban yang tercecer," katanya.
Ketika mengecek denyut nadi dan respons korban, bisa diketahui beberapa kemungkinan. Bila korban mengerang dan merespons penolong, artinya korban masih hidup dan masih memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup.
Kemungkinan lain setelah dilakukan pengecekan, bisa saja korban tidak merespons, tapi denyut nadinya masih ditemukan. Kepada korban dengan ciri ini, ada baiknya penolong menegakkan kepala korban di lahan yang datar sehingga korban bisa terlentang sempurna, lalu membuka mulut korban guna memberikan ruang agar oksigen masuk lebih banyak ke dalam tubuh.
"Di kepalanya jangan dikasih bantalan atau penghalang agar memperlancar masuknya oksigen untuk pernafasan," kata Aji.
Kemungkinan lain yang akan terjadi adalah tidak adanya pernapasan dan tidak ada denyut nadi. Pada kejadian ini, Aji mengimbau untuk diberikan pertolongan pertama berupa kompresi dada di bagian ulu hati sebanyak 30 kali, lalu memberikan pernapasan buatan sebanyak 2 kali dari mulut.
Tindakan ini, kata Aji, diharapkan bisa mengembalikan fungsi jantung agar berdetak kembali dan bisa menyalurkan oksigen ke otak. "Siklus pemberian pernapasan ini harus dilakukan minimal 5 kali," katanya.
Pemberian pertolongan pertama ini bisa dilakukan bila tim ahli atau paramedik sudah tiba di lokasi dan ditemukan denyut nadi atau justru tidak ditemukannya denyut nadi, yang artinya korban meninggal dunia.
MITRA TARIGAN