TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar ilmu penyakit paru dan pernapasan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bulan Ramadan adalah momentum paling baik menghentikan kebiasaan merokok. Tjandra memberikan beberapa kiat untuk memutus ketergantungan pada rokok.
Selama Ramadan, ujar Tjandra, perokok yang berpuasa berhenti merokok mulai sahur hingga berbuka. "Lanjutkan untuk tidak merokok sampai sahur berikutnya, sehingga perlahan-lahan mengurangi kebiasaan merokok," ucapnya melalui keterangan tertulis, Kamis, 25 Juni 2015.
Tjandra menyarankan agar perokok melakukan sesuatu yang menyehatkan jiwa-raga untuk mengalihkan keinginan merokok setelah berbuka. Kegiatan yang paling baik, tutur dia, adalah beribadah, berolahraga, dan minum air secara perlahan.
Saat keinginan merokok tak terbendung, perokok dianjurkan menarik napas dalam-dalam demi mencegah keinginan merokok. "Jangan berbuka dengan rokok, tapi makan makanan sehat untuk mengimbangi puasa satu hari," katanya.
Menurut Tjandra, asap rokok mengandung 4.000 jenis senyawa kimia, 400 jenis di antaranya zat beracun. Terlebih lagi 43 senyawa dalam rokok dapat menyebabkan kanker.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA