TEMPO.CO , Jakarta: Generasi Y alias milenial di Indonesia ternyata memiliki karakter yang berbeda dengan generasi-generasi sebelum dan sesudahnya. Dalam IdeaFest 2015 di Jakarta Convention Center, Jumat pekan lalu, insan industri kreatif bertukar pemahaman seputar generasi yang lahir pada dekade 1990-an itu.
1. Generasi milenial punya terlalu banyak pilihan
Pesatnya perkembangan teknologi yang bisa sampai mendobrak berbagai kemungkinan membuat generasi ini tumbuh besar dengan banyak pilihan. "Anak sekarang milih handphone aja bingung, ada banyak. Dulu kita mainnya cuma Donkey Kong aja terus," kata Ernest Prakasa, komika.
2. Generasi milenial senang bertanya
Generasi ini sering bertanya ketika diberi tugas sebab mereka tidak ingin menghabiskan waktu untuk hal yang tidak mereka pahami. "Di kantor tuh anak-anak muda kalau dikasih tugas pasti banyak tanya. Padahal dulu gue kalau dikasih tugas sama atasan langsung kerjain aja karena segan nanya," ungkap Yoris Sebastian dari OMG Consulting.
3. Generasi milenial kurang loyal
Generasi ini memiliki kecenderungan doyan mengejar ambisi dan mencari tempat yang lebih baik. Tak jarang mereka yang baru mulai bekerja di satu tempat ingin segera dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Di satu sisi, mereka kurang loyal, tapi bisa jadi, di sisi lain, fenomena ini disebabkan oleh karakter generasi milenial yang loyal terhadap ambisi, terhadap hal-hal yang mereka percaya dan sukai.
4. Generasi milenial sangat sayang kepada orang tua mereka
Satu kelebihan generasi milenial adalah akrab dengan orang tua dan bisa mengungkapkan apa saja kepada ayah-ibu mereka.
5. Generasi milenial menganggap pendapat teman penting
Tekanan dari teman sebaya dianggap sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja, terutama dalam pengambilan keputusan.
6. Generasi milenial lebih mementingkan citra ketimbang fungsi
Saat memilih barang, generasi milenial menitikberatkan faktor gaya, dan bukan fungsi.
NIBRAS NADA NAILUFAR