TEMPO.CO, Jakarta - Kota Szczecin, Polandia punya ikon baru: Szczecin Concert Hall. Berbentuk mirip gunung es berujung runcing, gedung kesenian ini merupakan salah satu bangunan yang paling dikenali di Polandia. Bangunan karya firma Barrozzi Veiga asal Spanyol ini berdiri di atas lahan bekas gedung pertunjukan Kota Szczecin di sebelah barat daya Polandia. Gedung pertunjukan lama itu hancur pada masa Perang Dunia II.
Gedung konser Szczecin diganjar penghargaan arsitektur bergengsi Eropa, Mies van Rohe, yang hanya diberikan dua tahun sekali. Bukan cuma hadiah senilai 45 ribu euro dari Yayasan Mies van Rohe saja yang didapatkan Alberto Veiga selaku arsitek. Firma itu juga mendapatkan gelar Building of The Year 2015 untuk kategori gedung pertunjukan versi situs Archdaily. "Kami sengaja merancang bentuk yang tajam dan tidak teratur pada atap gedung untuk mengikuti ketidakteraturan fasad kota," ujar Veiga, seperti ditulis Koran Tempo, Selasa, 8 September 2015.
Alberto membuat bangunan putih dengan ujung-ujung runcing yang mencolok di pusat Kota Szczecin. Putih menjadi kontras dengan warna-warna yang muncul di seluruh penjuru kota. Apalagi, fasad terakota muncul di mana-mana di berbagai penjuru.
Alberto juga menyiasati pembagian ruangan konser. Bagian kantor administratif, misalnya, ditaruh di bagian paling bawah, tapi tak terlihat terlalu ngumpet. Begitu juga dengan lobi ruang tunggu serta akses berupa tangga spiral besar pada bangunan seluas 13 ribu meter persegi tersebut.
Auditorium utama dengan daya tampung seribu orang menjadi fasilitas utama gedung konser Szczecin. Ini juga menjadi markas orkestra Philharmonic Szczecin. Auditorium ini pun melengkapi galeri serta auditorium musik kamar yang punya kapasitas lebih kecil serta ruang pertemuan dengan beragam ukuran.
Baca Juga:
Intinya, gedung konser Szczecin memang dirancang untuk kegiatan seni di pusat kota. Tak cuma untuk musik, tapi juga bentuk ekspresi seni lainnya secara komprehensif. Ini tentu membedakan kota-kota di Eropa dengan Jakarta, yang bisa dibilang masih kekurangan gedung pertunjukan atau pusat seni yang komprehensif dengan desain yang mumpuni.
SUBKHAN J. HAKIM