TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati museum mengungkapkan beberapa siasat menarik orang untuk mengunjungi museum, mulai dari meningkatkan kepiawaian pemandu hingga menggelar acara permainan kostum atau cosplay.
Kurator Museum Universitas Pelita Harapan, Amir Sidharta, mengatakan kurator yang menyeleksi koleksi dan edukator yang memandu penyampaian informasi memegang peran penting dalam menarik pengunjung ke museum.
"Terutama di museum yang fungsinya juga untuk edukasi," kata Amir, dalam diskusi Museum Basoeki Abdullah di Tengah Permuseuman Indonesia, di Museum Nasional, Jakarta, Senin, 28 September 2015.
Amir menambahkan, koleksi menarik bisa jadi membosankan bila penyampaiannya tidak kreatif. Selain itu, dia berpendapat, museum bisa lebih populer kalau tidak hanya menjadi tempat pameran artefak, tetapi juga menjadi pusat aktivitas, misalnya pergelaran seni kreatif.
"Jadi pengunjung setelah melihat-lihat koleksi tidak langsung pulang karena museum jadi center of activity," kata Amir.
Untuk museum yang fokus pada tema tertentu, seperti Museum Basoeki Abdullah, membuat acara yang memungkinkan pengunjung mengenakan kostum atau cosplay bisa meningkatkan daya tarik pengunjung, terutama kaum muda.
"Seperti Beaux Arts Ball di mana orang berpakaian seperti bangunan arsitektur, bagaimana kalau Museum Basoeki Abdullah pengunjungnya harus berpakaian seperti Basoeki atau karyanya?" kata Amir.
Inovasi yang mengubah hal-hal mendasar seperti jam operasional museum, menurut Amir, juga bisa menjadi pilihan untuk menjaring semakin banyak pengunjung. Misalnya, museum buka 24 jam dan menyediakan aktivitas menarik sehingga mereka yang biasanya tidak sempat ke museum bisa berkunjung.
"Bisa juga jam museum dibuka lebih lama, misalnya jam sembilan malam," katanya.
ANTARA