TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Jogja Cinta Satwa menyoroti semakin liarnya pembantaian kucing-kucing ras lokal di berbagai wilayah termasuk di Kota Yogyakarta lima tahun terakhir. Kucing ras lokal yang juga dikenal kucing Jawa itu dilaporkan terus mengalami penyingkiran secara paksa karena dianggap rentan membawa penyakit.
"Padahal hanya kucing lokal ini yang selama ini yang menjadi predator tikus, terutama tikus rumah yang rentan membawa virus Lepstospira (penyebab penyakit Lepstospirosis), bukan kucing ras lain,” ujar Ketua Jogja Cinta Satwa yang juga dokter hewan, Harris Darmawan, di Balai Kota Yogyakarta, Kamis, 1 Oktober 2015.
Baca Juga:
Tahun ini, klinik komunitas Jogja Cinta Satwa menerima banyaknya aduan pembantaian kucing lokal. “Ada empat kasus yang serius hingga mengakibatkan kucing itu mati atau lumpuh, terutama karena ditembaki dengan senapan angin,” ujarnya.
Warga diingatkan bahwa pembantaian dan penyiksaan hewan diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Hewan. Masyarakat yang mengetahui adanya aksi penyiksaan dan memiliki bukti pun dapat melaporkan kepada aparat penegak hukum.
Maraknya tren kucing hias dengan berbagai ras impor, dinilai mempengaruhi cara pandang publik atas kucing lokal ini dan mendorong aksi menyingkirkannya. Terutama karena dianggap membawa virus toksoplasma yang menyerang syaraf. "Kucing lokal ini jika dimiliki juga cenderung diabaikan, padahal perannya pada keseimbangan alam justru jelas, mengurangi populasi tikus seperti ular,” ujarnya.
Dari data yang dihimpun komunitas Jogja Cinta Satwa di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2015, sedikitnya ada 15 kasus kematian akibat serangan penyakit Leptospirosis yang dibawa tikus. Awalnya berkembang dari Kabupaten Kulonprogo, lalu memasuki Kabupaten Sleman, dan merambah menyerang warga di wilayah Kota Yogyakarta terutama di Kecamatan Umbulharjo.
Kepala Unit Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta Sri Panggarti mengatakan pemilik kucing disarankan melakukan vaksinasi sehat dan tak rentan membawa penyakit. Selain vaksin toksoplasma klinik pemerintah juga menyediakan vaksin rabies. “Biayanya sangat terjangkau, hanya sekitar Rp 10 ribu sekali vaksin,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO