TEMPO.CO, Jakarta- Di bawah kreativitas orang tua, mainan yang didesain untuk bayi baru lahir dapat tetap awet dan relevan dimainkan oleh anak yang usianya lebih tua. Begitu pula sebaliknya.
"Tak ada istilah mainan usang sudah harus dibuang selama orang tua kreatif," kata dokter spesialis anak, Markus Danusantoso, dalam media gathering di Jakarta, Rabu, 7 Oktober 2015.
Baca Juga:
Dokter yang membuka praktik di RSU Bunda Jakarta itu mengatakan, mainan yang didesain untuk bayi baru lahir terbengkalai saat anak beranjak besar karena orang tua mengira mainan tersebut sudah tidak bisa digunakan kembali.
"Sebenarnya bisa. Tergantung cara memainkannya, yang disesuaikan dengan perkembangan anak," ujar dia.
Contohnya, ketika anak sudah bisa mengenal warna, orang tua dapat menyuruh buah hati mengelompokkan mainan-mainan lama sesuai dengan warnanya.
"Mainan untuk bayi baru lahir bisa dipakai anak lebih besar. Misalnya, ‘coba bawakan mainan berwarna merah’,” katanya.
Sebaliknya, anak juga bisa bebas memainkan mainan yang didesain untuk usia lebih tua, selama orang tua dapat menyiasatinya.
Misalnya, mainan bersusun yang membutuhkan kemampuan jari tangan anak dapat dipakai untuk mendorong stimulus pancaindera bayi baru lahir. Tentunya, bayi belum mampu menyusun mainan. Tapi, orang tua dapat memakainya untuk memperkenalkan warna bagi si buah hati.