TEMPO.CO, Jakarta - Katarak merupakan penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia. Jenis penyakit mata ini bisa disembuhkan dengan cara dioperasi. Namun sayangnya masih banyak orang yang enggan melakukan operasi ini. Selain permasalahan biaya dan minimnya informasi, ternyata rasa takut akan proses operasi katarak menjadi salah satu faktor orang-orang enggan melakukannya.
Menyambut Hari Penglihatan Dunia setiap 10 Oktober, Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi menyelenggarakan Bakti Katarak dengan program operasi katarak gratis bagi kurang lebih penderita katarak kurang mampu di JEC.
Setiyo Budi Riyanto, Ketua Layanan Katarak JEC menjelaskan saat ini para penderita katarak tidak perlu takut untuk dioperasi karena JC telah menerapkan operasi katarak dengan menggunakan laser. "Luka bekas sayatan akan semakin kecil, tidak ada suntikan, dan yang paling penting tidak akan ada darah lagi," ungkap Budi saat melakukan seminar di JEC, Sabtu 10 Oktober 2015.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, teknik operasi yang diberi nama Femtosecond Laser Cataract Surgery atau Bladeless Laser Cataract Surgery ini menggunakan laser femtosecond yaitu sinar infrared yang memiliki kemampuan memotong sangat akurat dibandingkan dengan teknologi laser lainnya dengan tingkat panas yang sangat rendah.
"Tidak seperti proses operasi yang dilakukan dengan pisau, lebar sayatan luka operasi pun menjadi sangat minimal yaitu hanya selebar 1,8-2,2 milimeter," katanya. "Setelah operasi selesai dilakukan, penderita bisa langsung pulang dan membuka perban di mata di rumah. Setelah itu, ia sudah bisa langsung latih mata untuk membaca, misalnya," lanjut Budi.
Jakarta Eye Center telah menyelenggarakan operasi katarak gratis sejak 1984. Dengan bekerja sama dengan RSIA Lestari, Gereja Kristus Yesus, Gerakan Matahati, Perhimpunan Dokter Mata Se-Indonesia (PERDAMI) dan organisasi lainnya, pada Hari Penglihatan Dunia 2015 JEC menargetkan 400 pasien penderita katarak untuk dioperasi secara gratis.
DINI TEJA