Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Kabut Asap Bisa Menimbulkan Korban Jiwa?

Pelajar mengenakan masker saat belajar di MTs An Nur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Setelah aktivitas sekolah sempat berjalan dua hari, pemerintah Kota Palangkaraya kembali meliburkan sekolah dari tingkat TK hingga SMA dari 4-6 Oktober karena kabut asap masih pekat. ANTARA/Rosa Panggabean
Pelajar mengenakan masker saat belajar di MTs An Nur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Setelah aktivitas sekolah sempat berjalan dua hari, pemerintah Kota Palangkaraya kembali meliburkan sekolah dari tingkat TK hingga SMA dari 4-6 Oktober karena kabut asap masih pekat. ANTARA/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan kabut asap tidak akan menyebabkan korban jiwa. Hal ini berlaku bagi mereka yang berada dalam kondisi sehat. Namun kabut asap berisiko bagi warga yang berada dalam kondisi kesehatan buruk. 

"Perlu dilakukan autopsi lebih lanjut. Tapi, sejauh ini, yang jadi korban jiwa biasanya yang juga punya penyakit lain," kata Ketua PDPI Arifin Nawas setelah konferensi pers di Rumah Sakit Harapan, Jakarta, Senin, 12 Oktober 2015.

Baca juga:
Sudirman Said Bantah Ada Perpanjangan Kontrak Freeport
Kasus Salim Kancil, Kepala Desa Akui Beri 'Sogokan' Polisi

Bahkan, Arifin juga mengungkapkan, menggunakan tabung oksigen seperti yang sedang diributkan saat ini tidak perlu dilakukan. Mereka yang membutuhkan tabung oksigen hanyalah mereka yang punya penyakit bawaan lain. Ia mencontohkannya dengan tukang sate, yang meskipun setiap hari menghirup asap, toh ia tak lantas terpapar Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Perwakilan Kementerian Kesehatan, yaitu Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Achmad Yurianto mengaku mengetahui korban akibat ISPA justru dari media. Dia mengungkapkan data korban yang ada merupakan data kumulatif sejak September. Menurut dia, tidak semua korban akibat terkena kabut asap. "Tapi kalau karena ISPA, tadi udah dibilang kan, nggak akan ada," ujar Achmad Yurianto, yang biasa disapa Yuri ini.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, hingga saat ini, sudah ada 40 juta jiwa terkena paparan asap dan 9 orang meninggal akibat paparan asap langsung dan tidak langsung. Sementara itu, kebakaran hutan masih belum membaik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak juga:
Muhaimin Iskandar Minta Kader PKB Belajar dari Mario Teguh
Malaysia Ajari Indonesia Tanggulangi Kebakaran Hutan

Hasil rapat dengan BNPB bersama dengan komisi VIII menyebutkan kondisi titik api masih terdapat di Kalimantan dan Sumatera. Saat ini, pergerakan angin sudah mengarah ke arah barat. Berbeda dengan sebelumnya yang ke arah utara, yang menyebabkan Singapura dan Malaysia turut merasakan dampaknya.

Presiden Joko Widodo saat ini mengungkapkan agar semua pihak fokus menangani bencana ini. Ia juga menargetkan bencana ini dapat ditangani secepatnya, paling tidak dalam dua minggu sudah selesai.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


RUU Kesehatan, Ombudsman Ungkap Lima Isu Utama Masalah Kesehatan RI

19 hari lalu

Ilustrasi Gedung Ombudsman Jakarta. ANTARA
RUU Kesehatan, Ombudsman Ungkap Lima Isu Utama Masalah Kesehatan RI

Ombudsman menyebutkan lima isu utama desentralisasi kesehatan di Indonesia.


Ribuan Nakes Gelar Aksi di Patung Kuda: RUU Kesehatan Dianggap Berpotensi Memecah Belah Profesi Kesehatan

27 hari lalu

Sejumlah tenaga kesehatan saat melaksanakan aksi  dengan menyerukan penolakan atas Rancangan Undang-Undang Kesehatan (RUU) di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta, Senin 8 Mei 2023. TEMPO/ HANIFAH DWIJAYANTI
Ribuan Nakes Gelar Aksi di Patung Kuda: RUU Kesehatan Dianggap Berpotensi Memecah Belah Profesi Kesehatan

Ribuan Nakes menggelar aksi di Kawasan Parung Kuda, Jakarta. Mereka menolak RUU Kesehatan yang dinilai dapat Memecah Belah Profesi Kesehatan.


Demo IDI Tolak RUU Kesehatan, Polda Metro Jaya Imbau masyarakat Hindari Jalan Sekitar Monas

27 hari lalu

Ribuan tenaga kesehatan saat melakukan aksi damai di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Senin 8 Mei 2023. Dalam aksinya 5 Organisasi Profesi Kesehatan yang terdiri dari Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, dan Ikatan Bidan Indonesia melakukan penolakan atas RUU Kesehatan Omnibuslaw. TEMPO/Subekti.
Demo IDI Tolak RUU Kesehatan, Polda Metro Jaya Imbau masyarakat Hindari Jalan Sekitar Monas

Polisi telah melakukan penutupan jalan akses Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara karena demo menolak RUU Kesehatan hari ini.


Kemenkes: Satpam Tak di Lokasi Saat 2 Dokter di Lampung Dianiaya

38 hari lalu

Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kementerian Kesehatan.
Kemenkes: Satpam Tak di Lokasi Saat 2 Dokter di Lampung Dianiaya

Kemenkes menyatakan ada mekanisme keamanan, namun tidak berjalan dalam insiden penganiayaan dua dokter magang di Lampung Barat.


Kasus Penganiayaan Dokter Magang, IDI Sebut Ada Ancaman Akan Dihabisi hingga Tanya Alamat Rumah

38 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan
Kasus Penganiayaan Dokter Magang, IDI Sebut Ada Ancaman Akan Dihabisi hingga Tanya Alamat Rumah

IDI menyebut kedua dokter magang sempat menerima ancaman dari pelaku usai melakukan aksi pengeroyokan.


IDI Tarik 2 Dokter Magang yang Dianiaya di Lampung Demi Keselamatan

39 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan wanita. Shutterstock
IDI Tarik 2 Dokter Magang yang Dianiaya di Lampung Demi Keselamatan

Menurut IDI, kejadian terjadi Sabtu dini hari, pukul 05.20 WIB. Kedua dokter yang saat itu sedang tugas jaga, diserang oleh pasien dan keluarganya.


IDI Minta Pembahasan RUU Kesehatan Disetop, Ini Alasannya

55 hari lalu

Pimpinan serta Anggota Baleg DPR RI saat penandatanganan dokumen usai Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menyetujui RUU Kesehatan menjadi inisiatif DPR. Foto: Geraldi/nr
IDI Minta Pembahasan RUU Kesehatan Disetop, Ini Alasannya

IDI mendesak pembahasan RUU Kesehatan disetop karena alasan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis.


RUU Kesehatan Dinilai Diskriminatif Terhadap Kaum Disabilitas

19 Maret 2023

Pimpinan serta Anggota Baleg DPR RI saat penandatanganan dokumen usai Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menyetujui RUU Kesehatan menjadi inisiatif DPR. Foto: Geraldi/nr
RUU Kesehatan Dinilai Diskriminatif Terhadap Kaum Disabilitas

Perhimpunan Jiwa Sehat menilai masih ada pasal dalam RUU Kesehatan yang diskriminatif terhadap kaum disabilitas


Duka Cita Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk dr Mawartih, Siapa Dia? Pita Hitam Anggota PB IDI

15 Maret 2023

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin melayat ke rumah duka mendiang dr. Mawartih Susanty, Sp.P., biasa dipanggil dr. Mawar, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin (13/3) sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi almarhumah. Dok. IDI
Duka Cita Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk dr Mawartih, Siapa Dia? Pita Hitam Anggota PB IDI

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan mendiang dr Mawartih merupakan sosok dokter yang penuh dedikasi terhadap pekerjaannya. Kematiannya masih misteri


Pita Hitam Anggota IDI untuk dr Mawartih Susanti, Siapa Dia?

14 Maret 2023

dr. Mawartih Susanty, Sp.P., biasa dipanggil dr. Mawar. Dok. IDI
Pita Hitam Anggota IDI untuk dr Mawartih Susanti, Siapa Dia?

PB IDI mengimbau anggota IDI kenakan pita hitam di lengan kanan. Sebagai ungkapan solidaritas dan dukacita atas meninggalnya dr Mawartih Susanti, SpP.