TEMPO.CO, Jakarta - Busana muslim rancangan perancang busana terkemuka Indonesia, Ghea Panggabean, berhasil mencuri perhatian masyarakat di Maroko dalam acara peragaan busana memperingati 10 tahun Islamic Fashion Festival (IFF) bertema "One thousand & One Night" di Balqis a Palais Soleiman, Marrakesh, Maroko, akhir pekan lalu.
Hasil karya perancang terkemuka Indonesia Ghea Panggabean yang mendapat sambutan dari sekitar 200 undangan itu menjadi penutup peragaan busana yang dihadiri Raja Pahang dan istri serta para putri dari Malaysia dan Prince Fahd of Pahang dengan menampilkan busana bertema Arabesque.
"Saya senang bisa berpartisipasi dalam peringatan 10 tahun IFF yang saya ikuti sejak awal terbentuknya Islamic Fashion Festival yang digagas Dato Sri Raja Rezza Shah," ujar Ghea Panggabean kepada Antara di London, Selasa, 13 Oktober 2015.
Menurut Ghea, berkunjung ke Marrakesh, salah satu kota budaya yang dilindungi badan PBB bidang sosial budaya (UNESCO), menjadi impiannya sejak kecil. Bahkan, sejak menjadi desainer, Ghea ingin menampilkan rancangan busananya di Marakesh, tempat desainer terkemuka Saint Laurent menghabiskan hari terakhirnya dan dimakamkan di sana.
Memperingati 10 tahun perjalanan Islamic Fashion Festival juga tampil desainer Indonesia lainnya, Jeny Tjahyawati, yang berkolaborasi dengan Yajamell dari Malaysia, serta desainer asal Casablanca, Zineb Joundy dan desainer Malaysia, Melinda Looi.
Rancangan busana Ghea Panggabean untuk IFF kali ini terinspirasi dari kecantikan dan majikal dari kisah 1001 Malam dan Seni Orieantalis yang dituangkan dalam bentuk mozaik dan motif karpet Persia yang diterjemahkan ke dalam rancangan busana malam yang elegan dan fashionable.
"Its fantastic, busana Ghea is real collection," ujar Beatrice Paul, desainer asal Prancis yang pengalaman dalam industri fashion selama lebih dari 40 tahun dan memiliki butik di hotel terkenal dan tertua di dunia, La Mamounia di Marakesh.
Menurut Beatrice Paul, koleksi rancangan Ghea yang berbentuk gaun malam dalam sentuhan bentuk mozaik dan busana kaftan Maroko serta coats panjang dipadukan dengan celana harem, membuat busana malam sangat berbeda dengan busana perancang lainnya.
Ghea mengatakan selama 10 tahun mengikuti perjalanan panjang Islamic Fashion Festival banyak pengalaman yang diperoleh bersama dengan desainer dari mancanegara, berkeliling dunia mempromosikan busana Muslim sebagai wakil dari Indonesia.
Dia mengakui untuk mengikuti peragaan busana memperingati perjalanan 10 tahun IFF, Ghea mempersiapkannya sejak lama, ketika penyelenggaraan IFF terakhir yang diadakan di Cannes bulan Mei lalu yang dalam rangkaian festival film Cannes.
ANTARA