TEMPO.CO, Jakarta - Setiap manusia membutuhkan zat besi untuk mengoptimalkan kesehatan tubuhnya. Ternyata wanita membutuhkan zat besi lebih banyak daripada pria. Evony Kawiharja, dokter sekaligus Product Manager Spatone Indonesia, menjelaskan alasannya.
"Wanita itu mengalami siklus menstruasi dan mengalami kehamilan sampai persalinan di mana cadangan zat besi dalam tubuh itu dipakai," kata dia di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2015. Karena itulah, ia melanjutkan, wanita akan membutuhkan lebih banyak zat besi untuk memproduksi sel darah merah.
Evony menjelaskan secara alamiah cadangan zat besi yang dimiliki wanita jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan pria. Zat besi pada pria itu sekitar 500-150 miligram, sedangkan pada wanita hanya 0-300 miligram saja.
"Bisa kita bayangkan, dengan proses fisiologis pada tubuh wanita yang lebih besar daripada pria, maka zat besi akan habis apabila tidak mendapatkan asupan," kata Evony.
Dalam jangka pendek, kekurangan zat besi pada tubuh akan mengakibatkan badan cepat lemas, lesu, dan muka menjadi pucat. "Apabila itu berjalan lama, maka nantinya akan timbul anemia," kata dia.
Evony juga menjelaskan efek jangka panjang penyakit anemia yang bisa timbul akibat kurangnya zat besi dalam tubuh. "Gangguan kesehatan yang terjadi dalam tubuh akibat dari anemia dapat mengganggu organ reproduksi, sesak napas, jantung berdebar-debar, bahkan bisa mengakibatkan kematian," katanya. Khusus untuk ibu hamil, kekurangan zat besi bisa menimbulkan pendarahan, persalinan yang lama dan sulit, bahkan kematian.
Maka dari itu, ia menyarankan wanita yang memiliki hemoglobin rendah agar mengkonsumsi suplemen penambah zat merah. Namun, ia juga mengingatkan agar wanita tidak berlebihan mengkonsumsi suplemen zat besi.
"Biasanya suplemen hanya bisa menyerap sedikit zat besi sehingga kelebihan zat besi yang terlanjur masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan efek samping seperti mual, diare, muntah bahkan sembelit," katanya.
DINI TEJA