TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak elemen yang harus diperhatikan untuk mengetahui apakah seseorang berbohong atau tidak. Pakar Deteksi Kebohongan Handoko Gani mengungkapkan lima indikator yang penting untuk dianalisa.
1. Analisa Ekspresi Wajah
"Ini dianggap paling valid," kata Handoko di Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2015. Menurut Handoko, riset membuktikan bahwa emosi yang dirasakan seseorang menjelma dalam ekspresi wajah. Indikator ini dapat diamati juga melalui foto.
Ekspresi mikro juga tak luput dari pengamatan. Menurut Handoko, ekspresi mikro adalah ekspresi yang hanya digerakkan 1-2 otot wajah dan tetlihat selama 1/25 detik.
Ekspresi tersebut dapat dilihat melalui rekaman yang diperlambat. Seseorang dapat berbohong dengan memasang mimik muka yang tidak sesuai isi hatinya. Namun, dia tak bisa menyembunyikan ekspresi mikro karena itu tak bisa dikendalikan dan dikontrol karena terhubung langsung ke otak.
2. Gestur
Tingkat validitas gestur ada di bawah ekspresi wajah, yakni nomor dua. Sebab, gestur tidak bersifat universal. Bahasa tubuh seseorang tergantung oleh asal suku bangsa, faktor geografis tempat dia dibesarkan hingga profesi.
Baca juga:
Gempa Besar Diam-diam Intai Jakarta
Laga Hidup Mati Lawan Liverpool, Begini Kata Mourinho
Contohnya adalah gestur mengacungkan jempol ke bawah. Di Indonesia, gestur ini dianggap negatif karena bermaksud merendahkan. Namun, gestur yang sama di AS bisa dilakukan saat ingin menyetop taksi.
Selanjutnya: ada beberapa contoh....