TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam terbitannya yang berjudul Global Health Risk: Mortality and Burden of Deases Attributable to Selected Major Risk menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik termasuk dalam atribut penyebab kematian peringkat keempat tertinggi setelah darah tinggi, diabetes, dan merokok. Karena itu, WHO merekomendasikan setidaknya orang dewasa harus melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari atau 150 menit setiap minggunya. Lalu, bagaimana dengan anak-anak?
Andi Kurniawan, dokter spesialis olahraga, menjelaskan, aktivitas fisik anak-anak sangat penting dan intensitasnya berbeda dengan orang dewasa. "Aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak dua kali lebih lama dibanding orang dewasa, yaitu 60 menit sehari, karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan dan berkembang," kata dia dalam jumpa pers kampanye BRRRGERAK 30, di Jakarta, Selasa, 4 November 2015.
Dokter yang juga menjadi Advisor Gerakan Indonesia SeGar (Sehat dan Bugar) ini melanjutkan, aktivitas bergerak dengan intensitas tinggi seperti permainan-permainan yang melibatkan loncatan seperti loncat tali dan permainan lainnya akan meningkatkan puncak masa tulang anak. "Grafik itu akan masuk puncaknya pada saat anak memasuki pubertas. Jadi, ketika anak melakukan aktivitas lebih banyak maka risiko osteoporosisnya akan lebih kecil daripada yang tidak aktif," katanya.
Sayangnya, menurut penelitian, anak-anak hanya melakukan aktivitas 60 menit dalam satu minggu, yaitu ketika mereka sedang belajar olahraga atau penjaskes. Ia juga menyayangkan, kemajuan teknologi juga menjadi salah satu faktor mengapa anak-anak kini lebih senang diam. "Banyak main gadget, jadi enggak bergerak," tuturnya. Dulu, ia menilai, anak-anak lebih aktif dibandingkan dengan sekarang. "Dulu, ada pendidikan jasmani, senam SKJ juga ada, bahkan dilombakan saat Ebtanas."
Andi mengatakan hal ini menjadi satu tantangan tersendiri bagi Gerakan Indonesia Segar untuk memberikan edukasi kepada salah satu elemen penting, yaitu dalam pilar pendidikan.
DINI TEJA