TEMPO.CO, Jakarta - Sherlock Holmes memang tak pernah mati. Setelah dihidupkan oleh Robert Downey Jr. lewat film Sherlock Holmes (2009) dan Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011), seri Sherlock oleh BBC yang dibintangi Benedict Cumberbatch serta film Mr. Holmes (2015) yang dibintangi Ian McKellen, Sherlock kembali ke format awalnya: buku.
Baru-baru ini terbit buku The Big Book of Sherlock Holmes Stories yang disunting oleh Otto Penzler. Menurut Chicago Tribune edisi Kamis, 6 November 2015, buku terbitan Vintage Crime/Black Lizard setebal 789 halaman itu dijual seharga US$ 25.
Baca Juga:
"Buku raksasa" ini menghimpun 83 cerita pendek tentang Sherlock Holmes dan dokter Watson, sohibnya, yang terbit dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun, dari kisah yang ditulis Sir Arthur Conan Doyle, pengarang Inggris pencipta Holmes; parodi-parodi seperti karya A.A. Milne dan O. Henry, dan karya-karya mutakhir dari berbagai pengarang seperti Neil Gaiman. Ini adalah buku terbesar yang menghimpun cerita Sherlock yang pernah terbit.
Otto Penzler mengaku sebagai Sherlockian, anggota Baker Street Irregulars, komunitas sastra yang khusus mempelajari Sherlock Holmes, selama lebih dari empat dekade. "Saya punya koleksi besar edisi pertama Sherlock Holmes. Jadi, saya penggemar berat Sherlock Holmes selama bertahun-tahun. Saya sudah menyunting banyak antologi lain, tapi dalam banyak cara, ini adalah adalah buku yang saya maksud," katanya kepada Paste Magazine.
Indonesia juga dibanjiri buku-buku Sherlock. anak muda di Indonesia juga meramaikan kegairahan baru terhadap Sherlock ini dengan membangun komunitas Sherlock Holmes Indonesia pada 2010 dan Sherlockian Indonesia (SherlockianID) yang muncul beberapa tahun lalu. "Komunitas ini berdiri sebagai wadah bagi Sherlockian untuk saling bertukar informasi dan berita mengenai Sherlock Holmes," kata Roy Andika, 28 tahun, pendiri Sherlock Holmes Indonesia.
KURNIAWAN