Cara menjelaskannya pun, harus dengan bahasa yang sederhana. Hindari kata sadis, seperti "pembantaian", "pembunuhan" atau "pertumpahan darah"."Kata-kata itu akan menciptakan rasa takut lebih dari yang gambar lakukan. Mereka membawa kekerasan emosional," kata Caroline Gaertner, jurnalis dari koran mingguan anak-anak terkemuka di Prancis.
Dia juga mempertanyakan apakah orang tua perlu menggunakan kata-kata seperti "perang" dan "terorisme", dengan alasan bahwa pengertian perang bagi seorang anak adalah "pertempuran di mana-mana". Soalnya kata Siaud-Facchin, "perang" adalah kata yang paling berarti untuk anak-anak.
"Mereka telah mendengar pembicaraan tentang ini ketika masih belia, kemudian ada juga di kelas sejarah mereka. Anda bisa mengatakan mereka bahwa terorisme adalah jenis baru dari perang, prajurit yang ingin melawan kami, tapi tidak perlu masuk ke rincian," katanya.
SIMAK: TEROR PARIS: Terkuak, Israel Tahu Prancis Akan Diserbu
Dalam masyarakat yang disesaki informasi, memang sulit menyembunyikan berita utama namun Siaud-Facchin mengatakan orang tua harus berperan sebagai pelindung ketia informasi tentang kekerasan menyebar."Jika mereka mendengar atau melihat hal-hal yang membuat takut, orang tua ada untuk bertindak sebagai penyaringnya," kata psikolog.
"Jika anak-anak takut, katakan bahwa Anda juga merasakannya. Tapi yakinkan dengan mengatakan bahwa mereka tidak dalam bahaya, ada tindakan perlindungan yang dilakukan di Prancis dan Anda berada di sana untuk melindungi mereka," katanya.
AFP | ANTARA