TEMPO.CO, Jakarta - Jangan buru-buru memvonis tubuh kekurangan insulin bila hasil pengukuran gula darah tidak pernah normal. Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Bethsaida, Simon Salim, gula darah yang tidak normal kadang disebabkan oleh insulin tubuh yang tidak lagi sensitif terhadap sinyal glukosa.
"Bila insulin tidak sensitif, otomatis yang bertugas membuka pintu masuknya glukosa ke dalam darah berkurang, maka glukosa banyak mengambang di darah, akibatnya gula jadi tinggi," kata dokter yang juga konsultan kardiovaskuler ini dalam acara bincang-bincang yang diadakan di Restoran Luna Negra, Senin, 16 November 2015.
Salah satu cara terbaik yang digunakan agar insulin menjadi lebih sensitif, menurut Simon, adalah dengan berolahraga. Cara ini terbukti efektif dapat menurunkan gula darah sampai dengan 50 persen dibandingkan dengan obat gula yang hanya 20 persen. "Tidak perlu lama-lama dan berat, tapi cukup satu jam beraktivitas bugar setiap hari," kata Simon.
Insulin adalah hormon yang bertugas mengatur metabolisme glukosa ke dalam darah. Hormon ini diproduksi pada bagian tubuh yang disebut Pulau Langerhans di pankreas. Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes melitus.
Pasien dengan diabetes melitus tipe satu bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit). Diabetes jenis ini menggunakan insulin untuk keselamatannya karena mereka benar-benar kekurangan hormon tersebut sejak lahir.
Sedangkan, pasien diabetes melitus tipe dua kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.