TEMPO.CO, Jakarta - Sejak dulu, ginseng Korea dikenal sebagai ramuan tradisional penambah energi dan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan. Ginseng Korea memiliki ginsenoside (zat aktif utama) lebih banyak daripada ginseng dari negara lain.
"Ginsenoside memiliki struktur kimia yang sama dengan hormon manusia, sehingga ginsenoside dapat mengendalikan aktivitas hormon dan menstabilkan kelangsungan syaraf," kata Dong-Kwon Rhee, profesor dari Universitas Sungkyunkwan, Korea Selatan, Selasa, 17 November 2015, di Ballroom Hotel JW Marriott, Jakarta.
Baca Juga:
Menurut Dong-Kwon Rhee, ginseng juga mempengaruhi tekanan darah dan produksi insulin serta meningkatkan metabolisme tubuh.
Jusuf Kristianto, dosen di Jurusan Manajemen Rumah Sakit Universitas Indonesia, menjelaskan ginseng Korea telah digunakan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan sejak berabad-abad lalu. Di komunitas penyuka pengobatan alami, ginseng Korea dikenal sebagai raja herbal.
"Karena mampu meningkatkan sistem imun, meningkatkan stamina dan tenaga, membantu melawan kelelahan, membantu sirkulasi darah, serta membantu fungsi daya ingat," ucapnya.
Meski demikian, penggunaan ginseng untuk pengobatan tak boleh berlebihan. Sei-Kwan Oh, profesor dari Department of Molecular Medicine Erha Woman University, Soul, Korea Selatan, menyatakan, meskipun akar ginseng terbukti tidak beracun dan aman dikonsumsi, penggunaan secara berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan insomnia dan hipertensi.
"Konsumsilah ginseng sesuai dengan yang dianjurkan, yaitu cukup 100-200 miligram per kapsul. Dengan mengkonsumsinya tiga kali dalam seminggu pada pagi hari, Anda akan merasakan khasiatnya, khususnya peningkatan kinerja otak," ujar Sei-Kwan Oh.
Di Korea Selatan, ginseng telah dimanfaatkan menjadi beberapa bentuk, mulai madu, teh, hingga rempah yang digunakan dalam masakan. Sementara itu, di Indonesia kebanyakan ginseng dikonsumsi dalam bentuk pil sebagai suplemen.
DINI TEJA