Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Program Hiburan dan Serial Paling Banyak Serap Belanja Iklan

Editor

Saroh mutaya

Iklan Gerakan Cinta Rupiah dari Bank Indonesia di TV. youtube.com
Iklan Gerakan Cinta Rupiah dari Bank Indonesia di TV. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan belanja iklan di kuartal ketiga tahun ini masih menunjukkan tren positif dengan nilai pertumbuhan sebesar tiga persen untuk total TV dan media cetak. Secara keseluruhan, sepanjang semester pertama 2015 total belanja iklan meningkat sebesar empat persen. Demikian menurut data Nielsen Advertising Information Services.

"Dibandingkan dengan tahun 2014, tahun ini memang terjadi penurunan belanja iklan yang signifikan pada kuartal kedua, dari 12 persen menjadi enam persen," kata Direktur Media, Nielsen Indonesia Hellen Katherina, dalam keterangan persnya, Rabu.

Kampanye pemilihan presiden, lanjut Hellen, menjadi faktor pembeda yang sangat kuat, dimana tahun lalu kampanye politik merupakan pendorong utama pertumbuhan belanja iklan.

"Namun pada kuartal ketiga tahun ini kami melihat tanda-tanda pemulihan belanja iklan," ungkapnya.

Dari sisi kategori produk, sepanjang Januari-September 2015 kategori pemerintahan dan organisasi politik memberikan kontribusi yang paling tinggi untuk nilai belanja iklan yaitu Rp4,6 triliun, walaupun pertumbuhannya menurun 15 persen. Di urutan berikutnya pada periode yang sama adalah produk perawatan rambut dengan total belanja iklan sebesar Rp3,4 triliun. Adapun beberapa kategori utama yang mendorong pertumbuhan diantaranya adalah layanan online yang tumbuh 50 persen menjadi Rp2,3 triliun sepanjang Januari-September 2015, susu pertumbuhan yang tumbuh sebesar 44 persen menjadi Rp2,1 triliun, serta rokok kretek yang belanja iklannya meningkat sebesar 30 persen menjadi Rp3,3 triliun.

Sementara itu jika dilihat dari merek-merek yang beriklan baik di TV maupun media cetak, dua merek mi instan terbesar yaitu Indomie dan Mie Sedaap menjadi kontributor tertinggi dengan total belanja iklan masing-masing sebesar Rp723 miliar dan Rp571 miliar. Berada di bawah dua merek tersebut, Traveloka turut menjadi kontributor belanja iklan utama dengan nilai Rp547 Miliar. Traveloka juga menjadi merek yang menunjukkan pertumbuhan belanja iklan yang tinggi yaitu sebesar 702 persen hingga akhir September. Selain Traveloka, dari kategori layanan online, Tokopedia memberikan pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu sebesar 1582 persen menjadi Rp355,7 miliar untuk periode Januari-September 2015. Dengan nilai tersebut, Tokopedia menduduki urutan ke sembilan dalam daftar merek-merek yang paling banyak beriklan di TV dan media cetak.

Jika dilihat dari jenis medianya, pertumbuhan belanja iklan di periode Januari-September 2015 lebih didorong oleh pergerakan yang positif di TV yaitu secara agregat meningkat sebesar delapan persen. Adapun sebaliknya media cetak menunjukkan penurunan, dimana belanja iklan koran turun sebesar minus enam persen dan majalah turun sebesar -13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu, di kuartal ketiga tahun ini belanja iklan TV menunjukkan pergerakan positif sebesar enam persen yaitu menjadi sebesar Rp20,9 Triliun dari sebelumnya Rp19,7 Triliun. Untuk periode sepanjang Januari-September, belanja iklan tumbuh sebesar delapan persen menjadi Rp62 Triliun.

Nilai belanja iklan di periode tersebut sebagian besar diserap oleh program Entertainment/Hiburan dan Series/Serial yaitu dengan proporsi masing-masing sebesar 23 persen dan 22 persen, atau hampir separuh dari keseluruhan belanja iklan TV. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, program hiburan secara konsisten menjadi program dengan total nilai belanja iklan terbesar dibandingkan program lainnya, selain itu proporsinya meningkat dari sebelumnya 20 persen. Program Serial menunjukkan peningkatan proporsi belanja iklan yang lebih jelas karena di tahun sebelumnya hanya menyerap 17 persen dari total belanja iklan di TV.

Untuk program Hiburan, porsi yang paling besar adalah acara variety show yang ditayangkan sebanyak 3.664 jam di sepanjang Januari-September 2015, disusul oleh program talk show dengan durasi tayang total 2.645 jam. Namun, jika dilihat dari pertumbuhan belanja iklannya, program talent search atau ajang pencarian bakat dengan durasi tayang total 2.341 jam berhasil meningkatkan nilai belanja iklannya hingga 157 persen.

Pada genre ini, kelas sosial ekonomi Upper memiliki kecenderungan yang berbeda dengan kelas sosial ekonomi Middle-Lower. Upper lebih banyak menonton Serial Drama dari India dan Turki, sementara pemirsa dari kelas sosial Middle-Lower cenderung lebih banyak menonton Serial Drama lokal.

ANTARA

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Apa Itu Panic Buying dan Faktor Penyebabnya?

10 hari lalu

Apa Itu Panic Buying dan Faktor Penyebabnya?

Panic buying atau panik berbelanja menyebabkan kehabisan stok dan gangguan pasokan


Ramai Dibicarakan soal Uang Makan dan Lembur ASN, Kemenkeu: Kita Sesuaikan setelah 7 Tahun Tidak Naik

12 hari lalu

Gedung Kementerian Keuangan atau Kemenkeu. Dok TEMPO
Ramai Dibicarakan soal Uang Makan dan Lembur ASN, Kemenkeu: Kita Sesuaikan setelah 7 Tahun Tidak Naik

Kemenkeu menyatakan pembuatan standar biaya masukan berdasarkan riset yang telah dilakukan periset anggaran.


Ekonom Sebut Kenaikan Gaji PNS Bisa Dipolitisasi Pemerintah untuk Raup Suara di Pemilu 2024

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) berswafoto dengan aparatur sipil negara saat peringatan Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-47 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 29 November 2018. ANTARA
Ekonom Sebut Kenaikan Gaji PNS Bisa Dipolitisasi Pemerintah untuk Raup Suara di Pemilu 2024

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira kembali merespons soal rencana pemerintah dalam menaikkan gaji PNS.


Tak Setuju Gaji PNS Naik, Ekonom Beberkan Sederet Kebutuhan Anggaran yang Lebih Mendesak

13 hari lalu

Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa 2 Mei 2023. Peringatan Hardiknas 2023 tersebut bertema
Tak Setuju Gaji PNS Naik, Ekonom Beberkan Sederet Kebutuhan Anggaran yang Lebih Mendesak

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai rencana pemerintah menaikkan gaji PNS tidak tepat.


Ingatkan Pemerintah Tak Cuma Fokus Bawa Masuk Wisman, Praktisi: Banyak Orang Indonesia Wisata Belanja ke Singapura

14 hari lalu

Sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Pantai Batu Bolong di Badung, Bali, Rabu 3 Mei 2023. Sebanyak 370.832 orang wisman tercatat mengunjungi Pulau Bali pada bulan Maret 2023 atau meningkat 14,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya dengan mayoritas wisatawan yang berasal dari Australia, India, dan Singapura. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ingatkan Pemerintah Tak Cuma Fokus Bawa Masuk Wisman, Praktisi: Banyak Orang Indonesia Wisata Belanja ke Singapura

Pemerintah harus memperhitungkan jumlah orang Indonesia yang berwisata ke luar negeri di tengah target mendatangkan jutaan wisman ke dalam negeri.


Sri Mulyani: Pengelolaan Belanja Negara Harus Dukung Prioritas Presiden, Tak Sekadar Retorika

17 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sri Mulyani: Pengelolaan Belanja Negara Harus Dukung Prioritas Presiden, Tak Sekadar Retorika

Sri Mulyani menjelaskan pihaknya akan terus mendukung pengelolaan belanja negara berdasarkan prioritas Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.


Jokowi Minta Kualitas Belanja Ditingkatkan, Kemenkeu Ungkap Empat Langkah Kebijakan

17 hari lalu

Astera Primanto Bhakti. Kemenkeu.go.id
Jokowi Minta Kualitas Belanja Ditingkatkan, Kemenkeu Ungkap Empat Langkah Kebijakan

Kemenkeu menjawab tantangan Jokowi yang meminta agar kualitas belanja ditingkatkan melalui pengendalian belanja yang lebih efisien, produktif, dan fokus pada kegiatan yang mendukung prioritas nasional, serta menghasilkan multiplier effect terhadap perekonomian.


Kinerja APBN Kuartal I 2023 Positif, Sri Mulyani: Pendapatan Negara Tumbuh Tinggi

25 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun di Kemenkeu setelah rapat kerja bersama Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta Pusat, pada Senin, 27 Maret 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Kinerja APBN Kuartal I 2023 Positif, Sri Mulyani: Pendapatan Negara Tumbuh Tinggi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap kinerja APBN pada kuarta pertama tetap positif. Pendapatan negara tercatat tumbuh tinggi.


Idul Fitri Tahun Ini Tanpa PPKM, Sektor Wisata dan Belanja Raup Untung

33 hari lalu

Seorang penjual menawarkan barang dagangannya pada para pengunjung di minggu pertama Bulan Suci Ramadan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, 3 April 2023. Pasar Tanah Abang terus dipenuhi para pengujung dari awal Ramadan yang ingin berbelanja pakaian Lebaran. TEMPO/Fardi Bestari
Idul Fitri Tahun Ini Tanpa PPKM, Sektor Wisata dan Belanja Raup Untung

Momen Idul Fitri ini bisa menjadi titik balik dari tekanan pandemi Covid-19 bagi UMKM dan sektor wisata.


Tren Belanja APBN Maret 2023 Terjaga Positif, Nilainya Mencapai Rp 518,7 Triliun

46 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa dari transaksi mencurigakam senilai Rp 349 triliun, hanya Rp 3,3 triliun saja yang berkaitan dengan pegawai Kemenkeu.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Tren Belanja APBN Maret 2023 Terjaga Positif, Nilainya Mencapai Rp 518,7 Triliun

Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 347,3 triliun, terdiri dari belanja kementerian lembaga sebesar Rp 166,9 triliun dan belanja non-kementerian lembaga sebesar Rp 180,3 triliun.