TEMPO.CO, Toronto - Penelitian pada pasangan yang sudah lama hidup bersama menunjukkan, frekuensi hubungan seks seminggu sekali dapat menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan mental. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 ribu pasangan yang berusia 18-89 tahun. Dua pertiga pasangan tersebut adalah pasangan menikah atau yang sudah cukup lama hidup bersama.
Bagi pasangan yang menikah, hubungan seksual selalu membawa kebahagiaan dan kepuasaan. Sedangkan bagi yang belum menikah, seks terkadang menjadi suatu hal yang mengecewakan.
"Terdapat fakta berbanding lurus antara kebahagiaan dan seks yang dilakukan seminggu sekali, sedangkan frekuensi (hubungan seks) yang lebih lama malah tidak menunjukkan fakta tersebut," kata psikolog sosial dari Universitas Toronto, Amy Muise, Kamis, 19 November 2015.
Hasil penelitian ini dipublikasikan Rabu lalu di Jurnal Sosial Psikologi dan Ilmu Kepribadian. Sebelumnya pernah ada penelitian yang sama di tahun 1996 dan tahun 1998. Tetapi data yang digunakan tidak menginformasikan apakah pasangan-pasangan tersebut menikah atau tidak.
Guna memperoleh data yang lebih spesifik lagi, Muise dan rekan peneliti lain juga mengumpulkan data dari kelompok etnis yang berbeda. Jumlahnya sekitar 355 orang. Hampir sama dengan etnis umum di Amerika Serikat, etnis minoritas mengatakan bahwa frekuensi seks yang lebih sering memberikan kebahagiaan dalam hidup, tapi dalam frekuensi yang tidak lebih dari seminggu sekali.
Bahkan guna menguatkan data, penelitian ini juga memasukkan pertanyaan pembanding, seperti misalnya apakah lebih baik banyak uang atau melakukan hubungan seks. Ternyata yang menjawab seks membawa kebahagiaan lebih banyak dibandingkan yang menjawab punya uang lebih.
Penelitian juga mengungkapkan, bahagia untuk seks seminggu sekali bukan cuma berlaku pada pria, tapi pula pada wanita. Sehingga fakta ini berlaku untuk segala gender, umur, serta lama hubungan yang sudah terjalin antar pasangan.
NPR | CHETA NILAWATY