TEMPO.CO, Jakarta - Sains atau dalam bahasa latin scientia berarti pengetahuan, bisa menjadi menarik saat dipelajari anak ketika orang tua atau guru memiliki trik saat membimbing atau menemaninya.
"Yang terpenting adalah bagaimana caranya agar anak tidak merasa takut saat belajar sains," kata selebritas sekaligus aktivis anak, Dewi Huges, di Jakarta.
Perempuan asal Bali tersebut mengemukakan, pendamping perlu menghindari kata-kata yang berbau mematahkan semangat, menyindir, menuduh, atau perkataan lain yang bisa membuat anak berkecil hati.
Dalam belajar sains, lanjut Hughes, anak-anak perlu merasa senang dan nyaman tanpa terintimidasi takut salah, agar ilmu pengetahuan tersebut dapat benar-benar diterima anak.
"Jadi, sebaiknya perlu 'mengunci mulut'. Hindari perkataan awas salah atau semacamnya. Sehingga, anak-anak bebas mengeksplorasi yang ingin mereka ketahui," kata Huges.
Selain perkataan, pembimbing juga perlu menjaga bahasa tubuh yang digunakan ketika merespons apa yang dilakukan anak-anak saat belajar sains.
Mengingat, 55 persen dari komunikasi adalah bahasa tubuh, maka hal ini sangat mempengaruhi respons anak saat belajar sains.
Maka, mengacungkan jempol, bertepuk tangan, atau melempar senyum saat anak berhasil mengerti apa yang ia pelajari adalah satu motivasi yang baik.
ANTARA