TEMPO.CO, Illinois - Perceraian orang tua ternyata memiliki dampak yang sangat berbahaya terhadap anak perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan University of illinois, Amerika Serikat, anak perempuan yang mengalami perceraian orang tua di umur yang lebih muda mudah depresi, merokok, dan memiliki kesehatan yang buruk. Parahnya depresi ini jenis depresi yang berlanjut hingga dewasa.
"Ketika seorang ayah biologis meninggalkan anak perempuannya dalam usia yang sangat muda, 0-5 tahun, terdapat hubungan yang signifikan terhadap kesehatan anak perempuan yang memburuk, dibandingkan pada anak laki-laki," ujar Andrea Beller, Kepala Peneliti dari University of Illinois, Selasa 15 Desember 2015.
Penelitian ini dilakukan terhadap 7000 remaja Amerika yang terdaftar dalam The National Longitudinal Study of Adolescent. Para peneliti melakukan pemantauan selama 13 tahun (1996-2009) terhadap kelompok remaja berumur 15-18 tahun. Mereka juga mengumpulkan catatan kesehatan dari anak-anak tersebut, terutama ketika mereka berumur 0-5 tahun.
Peneliti juga menyebutkan, usia 6 - 10 tahun adalah masa paling kritis dari seorang anak perempuan yang membutuhkan kehadiran ayahnya. Jika di umur itu seorang anak tidak mendapat perhatian penuh dari ayahnya, saat remaja nanti mereka rentan memiliki kebiasaan merokok dan kesehatan yang buruk, juga serta depresi yang terus berlanjut hingga dewasa.
Dampak perceraian juga memiliki dampak buruk lain. Dalam penelitian yang dilakukan di Swedia, anak korban perceraian rentan mengalami psikosomatis. Sedangkan penelitian di Kanada pada tahun 2007 menunjukkan, anak korban perceraian rentan melakukan penyalahgunaan narkoba, alkohol serta memiliki kemungkinan besar melakukan kekerasan.
CTVNEWS.CA | CHETA NILAWATY