TEMPO.CO, Jakarta - Suhu udara yang dingin di Mekah dan Madinah menjadi masalah bagi kesehatan orang Indonesia yang sedang umrah karena biasa hidup di daerah tropis.
Dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, mantan petugas kesehatan haji, staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dan Wakil Ketua PB PAPDI, mengidentifikasi ada tiga penyakit yang timbul selama ibadah umrah akibat kondisi udara yang sangat dingin.
“Saya coba mengidentifikasi 3 penyakit yang timbul selama ibadah umrah dalam suhu udara yang ekstrem tersebut,” kata dokter Ari dalam rilisnya yang diterima Senin, 4 Januari 2016.
Inilah beberapa penyakit akibat udara dingin:
1. Penyakit yang sudah ada sebelumnya pada jemaah tersebut yang mengalami kekambuhan karena udara yang dingin antara lain asma (sesak napas), pilek alergi (rinitis alergi), sinusitis, serta alergi kulit karena udara dingin.
Baca Juga:
2. Penyakit yang timbul langsung akibat udara dingin, yaitu kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada vivir, dan kadang kala timbul mimisan. Jika paparan udara dingin terus berlangsung, akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang akan mengancam jiwa jemaah umrah.
3. Penyakit yang tidak terjadi secara langsung sebagai akibat udara dingin tersebut. Jemaah yang tertular batuk-pilek dari teman sekamar yang kebetulan mempunyai alergi dan terinfeksi sehingga dapat menularkan kepada yang lain.
Para jemaah yang mempunyai risiko tinggi gangguan kesehatan karena cuaca dingin, yaitu para jemaah usia lanjut, para jemaah yang mempunyai penyakit diabetes, gangguan jantung, dan pembuluh darah, serta para jemaah yang mempunyai masalah dengan tiroidnya.
Selain faktor cuaca, kata dokter Ari, keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jemaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu, proses naik dan turun kendaraan dari bandara menuju penginapan akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi. Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kelelahan para jamaah semakin parah.
Karena itu, hal yang perlu dicermati oleh para jemaah dan para pengelola ibadah umrah adalah agar tersedia waktu istirahat yang cukup bagi para jemaah setelah sampai di penginapan. Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai di penginapan.
Bagaimanapun juga, secara keseluruhan tubuh kita juga perlu istirahat walau kadang kala semangat yang ada dapat mengalahkan kelelahan tersebut. Karena itu, yang harus selalu diingat oleh para jemaah adalah istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan.