Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Survei Mastercard: Anak Muda Asia Pasific Suka Fine Dining

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
MasterCard. REUTERS/Soe Zeya Tun
MasterCard. REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - MasterCard mengungkapkan bahwa satu dari tiga orang millenial berusia 18-29 tahun di Asia Pasifik melakukan jamuan makan resmi fine dining setidaknya satu kali dalam sebulan. Kebiasaan ini lebih sering dibandingkan dengan mereka yang berusia 30 tahun ke atas.

Eric Schneider, Region Head Asia Pasific MasterCard Advisors, mengatakan mereka yang paling sering menikmati fine dining di Asia Pasifik adalah generasi millenial dari Cina dengan rata-rata mengunjungi restauran yang mahal dua atau tiga kali dalam sebulan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata generasi millenial di seluruh kawasan Asia Pasifik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

"Pesan dari mulut ke mulut atau word of mouth saat ini tetap paling berpengaruh. Saat memilih tempat untuk makan, konsumen di Asia Pasifik masih mengandalkan pesan dari mulut ke mulut dan rekomendasi dari teman dan keluarga 50 persen," ujarnya dalam siaran pers, Senin, 11 Januari 2015.

Hal ini berlaku bagi sebagian besar konsumen, terlepas dari kelompok usia, bahkan kaum millenial lebih mempercayai saran melalui word of mouth sebesar 52 persen dibandingkan dengan ulasan online sebesar 38 persen. Asumsi tersebut bertolak belakang dengan fakta bahwa lebih dari sepertiga millenial atau sebesar 36 persen  menulis komen dan ulasan mengenai pengalaman kuliner mereka secara online.

"Hal ini berlaku bagi kaum millenial di Cina sebesar 61 persen dan di Thailand 52 persen, di mana lebih dari setengah generasi muda menuliskan ulasan secara rutin setelah mengunjungi restoran," ucapnya.

Selain kaum millenial, lanjut Eric, masyarakat di Thailand, sebesar 39 persen, dan di Cina, sebesar 30 persen,  juga senang mengeluarkan uang lebih untuk menikmati jamuan makan di restoran dalam kurun enam bulan mendatang. Satu dari tiga orang di antara mereka berencana untuk makan di tempat yang lebih mahal.

Namun demikian, saat konsumen menikmati fine dining, mereka tetap memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Dia menambahkan terdapat 64 persen konsumen di Asia Pasifik yang secara rutin mengecek diskon atau penawaran makan malam dari situs-situs kupon, aplikasi-aplikasi mobile atau promosi kartu kredit. Sementara itu, terdapat 68 persen kaum millenial yang secara rutin mencari informasi penawaran sebelum memilih tempat makan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Eric, Asia selalu menjadi kawasan dengan budaya kuliner yang kuat dan tidaklah mengejutkan jika kaum millenial yang tergolong mampu adalah foodies, dengan banyaknya orang yang berbagi pengalaman mereka di media sosial dan menuliskan ulasan secara online.

Sementara itu, hasil survei ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat telah bergeser dari pusat jajanan dan lebih memilih restoran, generasi muda masih memperhitungkan biaya yang dikeluarkan sehingga mereka melakukan pendekatan yang praktis dan cerdas dengan cara mencari potongan harga serta berbagai penawaran menarik lainnya.

"Anak muda juga masih mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut dibandingkan dengan ulasan online mengenai tempat makan. Dengan kondisi perekonomian Asia yang terus bertumbuh, serta teknologi dan media sosial merevolusi pengalaman kuliner, orang-orang akan semakin membutuhkan pengalaman kuliner yang berkualitas," tuturnya.

Secara keseluruhan, konsumen di Asia Pasifik tidak mencari perubahan yang signifikan mengenai rencana kuliner mereka di mana 61 persen dari konsumen mengindikasikan bahwa mereka akan makan di luar dengan frekuensi yang sama dalam enam bulan ke depan. "Dua puluh persen berencana untuk lebih banyak makan diluar dan 19 persen berencana untuk mengurangi makan di luar dalam kurun enam bulan mendatang," ucap Eric.

Pilihan restoran terpopuler bagi konsumen di Asia Pasifik adalah restoran dan kafe kelas menengah, diikuti dengan outlet makanan cepat saji dan pusat jajanan serta food court. ·

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tampil di Supermentor, Ini Pesan Sri Mulyani kepada Kaum Muda

26 Juli 2017

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sambutan pada acara LPDP EduFair 2017 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, 31 Januari 2017. Tempo/Destrianita
Tampil di Supermentor, Ini Pesan Sri Mulyani kepada Kaum Muda

Sri Mulyani menegaskan pembangunan di Indonesia akan sulit dipenuhi jika penerimaan negara sangat minim.


Cerita Peta Kaum Muda Indonesia: Teknologi bikin Tunanetra Ini Eksis  

24 November 2015

Penyandang tunanetra membaca Alquran Brille di Komunitas Sahabat Mata, komplek Perumahan Jatisari, Semarang, 22 Juni 2015. TEMPO/Budi Purwanto
Cerita Peta Kaum Muda Indonesia: Teknologi bikin Tunanetra Ini Eksis  

Dimas, 27 tahun, menjadi tunanetra sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Hidupnya terbantu teknologi digital.