TEMPO.CO, Depok - Universitas Indonesia menyatakan kanker kolorektal (usus besar) menjadi penyakit yang mengancam Indonesia, sebagai negara berkembang. Penderita penyakit kanker tersebut terus meningkat seiring dengan perubahan lingkungan dan gaya hidup. Bahkan, di Indonesia, kanker kolorektal sudah bercokol di urutan ketiga kanker yang paling sering menyerang, setelah paru dan payudara.
Guru besar kedokteran UI, Prof Aru Wisaksono Sudoyo, mengatakan jumlah penderita kanker kolorektal sudah mencapai 10 persen dari semua jenis kanker atau sekitar 1,4 juta orang yang menderita penyakit tersebut. Diperkirakan, pada 2016, akan terjadi kenaikan angka kejadian kanker yang sangat besar di negara berkembang.
"Bahaya kanker lebih besar daripada AIDS dan HIV. Angkanya terus bergulir. Terutama kanker kolorektal, yang meningkatnya cukup tinggi," katanya saat dikukuhkan menjadi guru besar kedokteran UI di Balairung UI, Sabtu, 16 Januari 2015.
Aru menjelaskan, kanker ini erat kaitannya dengan kerentanan genetik dan lingkungan. Artinya, gaya hidup sangat mempengaruhi keganasan kanker kolorektal. Bahkan sebagian besar bersifat sporadis dan hanya sebagian kecil bersifat herediter. "Kejadian kanker ini berubah dengan zaman," ucapnya.
Bahkan kejadian kanker kolorektal di Indonesia semakin meningkat. Di mana lebih dari 30 persen penderitanya adalah kaum muda yang berada di usia produktif atau di bawah 40 tahun. "Peningkatan kanker kolorektal karena gaya hidup, terutama kebiasaan makan dan merokok, yang belum berkurang," ujarnya.
Baca Juga:
Kanker kolorektal bisa dicegah dengan gaya hidup yang sehat. Kanker menjadi masalah kesehatan terbesar di dunia, khususnya di Indonesia. Angka kejadian kanker akan meningkat sampai 80 persen pada 2030. "Kalau tidak ditanggulangi secara serius, bisa sebanyak itu peningkatannya," tuturnya.
IMAM HAMDI