Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Kompetisi Bagi Tumbuh Kembang Anak

image-gnews
Ilustrasi lomba makan kerupuk. TEMPO/Hariandi Hafid
Ilustrasi lomba makan kerupuk. TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang tua, kompetisi hal yang perlu dihindarkan dari anak. Cemas kompetisi akan memberi tekanan dan stres pada anak, orang tua berusaha menjauhkan anak dari persaingan. Mereka membentengi anak dari kekecewaan dengan selalu mengatakan “semua anak adalah pemenang”.

Benarkah tidak pernah merasakan kemenangan atau kekalahan membawa kebaikan untuk anak? Tidak juga. Para ahli tumbuh kembang anak menyebutkan, kompetisi secara sehat bisa memberi dampak positif.

Selain mempersiapkan mereka melalui pengalaman menang dan kalah—hei, mereka tidak akan selalu mendapat apa yang mereka mau kelak—berkompetisi membantu mereka mengembangkan beberapa kemampuan yang akan berguna ketika mereka dewasa, seperti menunggu dan mengambil waktu giliran, empati, keuletan, dan kepercayaan diri.

“Kompetisi membantu anak memahami bahwa tidak harus selalu menjadi yang terbaik atau terpintar untuk menjadi sukses, tetapi kesuksesan akan datang kepada mereka yang bekerja keras dan gigih,” bilang Dr. Timothy Gunn, Psy.D, neuropsikolog pediatri pemilik Gunn Psychological Services, Inc. di California Selatan, dan salah satu juri acara Child Genius: Battle of the Brightest di kanal berbayar Lifetime. “Anak-anak yang terlibat dalam kompetisi akan mempelajari keterampilan sosial melalui interaksi dengan anak-anak lain, juga belajar soal nilai bekerja keras dan mengembangkan kepercayaan diri.”

Ciri-ciri kompetisi sehat dan tidak sehat

Agar manfaat kompetisi dirasakan anak, orang tua harus memastikan atmosfer kompetisi yang sehat dan membangun untuk mereka. Bagaimana mengetahui sebuah kompetisi sehat untuk mereka? Anak-anak tidak selalu bisa mengomunikasikannya dengan Anda. Namun ada beberapa ciri yang perlu diamati ketika anak terlibat dalam sebuah kompetisi.

Jika kompetisi berjalan dengan sehat, mereka akan menunjukkan reaksi:

1. Meminta ikut serta di kompetisi sejenis di waktu lain.

2. Bisa menerima kemenangan atau kekalahan dengan tenang tanpa emosi berlebihan.

3. Ada kemampuan baru yang mereka pelajari dan termotivasi untuk menjadi lebih baik serta terlihat bahagia dan menikmati proses peningkatan rasa percaya diri.

Sementara itu kompetisi yang tidak sehat akan terlihat dari kondisi anak sebagai berikut:

1. Menolak mengikuti kompetisi sejenis di waktu lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Berpura-pura sakit atau menghindari dengan mengatakan kebohongan lain ketika akan menghadapi kompetisi.

3. Menunjukkan gejala depresi, kecemasan, sulit tidur, atau kehilangan nafsu makan bahkan setelah kompetisi usai. “Kebanyakan anak yang berkompetisi mengalami kecemasan saat menghadapi pertandingan atau audisi besar, namun tidak perlu khawatir berkepanjangan hingga memengaruhi hal-hal lain dalam hidup mereka,” Gunn memperingatkan.

Bantu anak berkompetisi secara sehat

Mengalami kekalahan atau nyaris menang tidak selalu mudah untuk anak-anak, tetapi Anda selalu dapat membantu anak berpikir positif tentang kompetisi. Untuk permulaan, bantu anak mendefinisikan keberhasilan dalam kompetisi. Katakan, keberhasilan dalam kompetisi tidak selalu diartikan dengan memenangi piala, tetapi buatlah tujuan tersendiri dan tanamkan dalam benak anak. Misalnya, anak telah mencapai keberhasilan bila berani tampil di depan umum tanpa rasa malu.

“Saya meyakini bagian dari mengembangkan kompetisi yang sehat adalah ketika anak belajar bahwa kompetitor terberat adalah diri sendiri,” jelas Gunn. Alih-alih berkonsentrasi mengalahkan orang lain, minta anak fokus mengalahkan rasa takut, rasa tidak percaya diri mereka, atau mengalahkan rekor terakhir mereka sendiri.

Gunn membagi pengalaman menyertakan anaknya yang berusia 5 tahun dalam perlombaan lari. Di perlombaan pertama, sang anak menjadi pelari di garis paling belakang.

“Kami memberitahunya, kami tidak ingin ia mengkhawatirkan tentang betapa cepatnya anak-anak lain berlari, tetapi fokuslah pada waktu yang ia tempuh sendiri,” ungkapnya.

“Kami membuat target waktu sendiri yang harus ia tempuh, jadi perspektifnya berubah dari berkompetisi melawan anak-anak lain menjadi berkompetisi melawan kemampuannya sendiri.”

Hasilnya, si anak menikmati sebuah kekalahan sebagai keberhasilan mengalahkan targetnya sendiri. “Dia terus menikmati perlombaan lari hingga menyeberang negara bagian, meski sering menjadi anak terakhir yang melewati garis finis,” pungkas Gunn.

TABLOIDBINTANG.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.