Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UGM Mulai Pasarkan Alat untuk Penderita Hidrosefalus

Editor

Zed abidien

image-gnews
Suster Maricor, dari Misionaris Cinta Kasih memeriksa John, yang memiliki hidrosefalus, di panti asuhan di Old Dhaka (11/5). REUTERS/Andrew Biraj
Suster Maricor, dari Misionaris Cinta Kasih memeriksa John, yang memiliki hidrosefalus, di panti asuhan di Old Dhaka (11/5). REUTERS/Andrew Biraj
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mulai memasarkan alat kesehatan hasil riset salah satu guru besar di kampus tersebut. Alat itu berupa pompa dan selang buatan untuk menyedot cairan otak pada penderita hidrosefalus atau pembesaran kepala.

Alat kesehatan itu berasal dari riset yang dilakukan oleh Paulus Sudiharto. "Saya mulai riset untuk membuat alat ini sejak 1980," kata ahli bedah syaraf itu di Solo, Rabu 10 Agustus 2016.

Sudiharto memulai riset tersebut lantaran semakin tingginya jumlah bayi yang menderita penyakit pembesaran kepala itu. Ironisnya, mereka kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu. "Saat itu dokter mengandalkan alat-alat impor yang harganya cukup mahal," katanya.

Kondisi itu membuatnya kemudian melakukan riset untuk untuk membuat sendiri pompa dan selang untuk menyalurkan cairan otak menuju lambung. Dia juga membuat inovasi di bagian katup sehingga semakin aman dan nyaman digunakan.

Paulus membuat sebuah katup di ujung selang dengan bentuk setengah lingkaran atau semilunar. Bentuk tersebut berbeda dengan alat yang selama ini beredar. "Biasanya katupnya berbentuk bola atau persegi," katanya.

Katup tersebut dibuat dari bahan silikon yang relatif lebih bisa diterima oleh tubuh. "Biasanya katup dibuat dari logam," katanya. Selain lebih aman, katup berbahan silikon ini lebih sensitif sehingga risiko saluran tersumbat jauh lebih kecil.

Menurutnya, alat tersebut sudah banyak digunakan oleh pasiennya. "Sudah ribuan orang yang menggunakan," katanya. Sejauh ini belum ada keluhan mengenai penggunaan saluran yang ditanamkan di bawah kulit itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya, Universitas Gadjah Mada dengan diwakili oleh PT Swayasa Prakarsa bekerja sama dengan PT Phapros Tbk mulai memasarkan alat yang dinamakan INA Shunt tersebut. "Kerjasama sudah dimulai bulan kemarin," katanya.

Direktur Utama PT Phapros, Barokah Sri Utami menyebut bahwa kerjasama itu merupakan bentuk sinergi antara perguruan tinggi dengan industri. "Kami ingin mendorong agar inovasi ini bisa digunakan oleh masyarakat secara luas," katanya.

Menariknya, penggunaan alat tersebut juga bisa terkover melalui layanan BPJS-Kesehatan. "Kami sudah mengikutkannya di program e-katalog BPJS," katanya. Hal tersebut menjadikan alat seharga sekitar Rp 3 juta itu bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat.

Ketua Perhimpunan Bedah Syaraf Endro Basuki mengatakan bahwa penderita hidrosepalus bisa tumbuh seperti anak normal lain dengan menggunakan alat tersebut. "Sudah banyak penggunanya yang kini telah dewasa," katanya.

Hanya saja, penanganan terhadap penyakit tersebut harus dilakukan sedini mungkin. Biasanya, bayi yang terlahir hidrosepalus harus mendapat penanganan sebelum berusia satu bulan. "Sebelum cairan otak menekan otaknya," kata dia.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

17 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

41 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

43 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

58 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.