Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anthrax Mengancam Lagi? Begini Pencegahannya

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi menjenguk orang sakit. Hopkinsmedicine.org
Ilustrasi menjenguk orang sakit. Hopkinsmedicine.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Anthrax adalah penyakit yang disebabkab oleh infeksi bakteri  Bacillus anthracis. Bakteri ini mampu membentuk endospora yang tahan hingga puluhan tahun di dalam tanah sehingga menjadi sumber infeksi (daerah endemis) dan berakibat sulitnya penyakti ini dimusnahkan.

Anthrax  merupakan penyakit yang terutama menyerang hewan pemakan rumput di sebagian besar di dunia ini, termasuk ternak seperti sapi, kambing dan kuda, kadang–kadang babi. Anthrax dapat menular ke manusia melalui tiga jalan yaitu  melalui kulit, mulut atau udara.

Baca juga:Trik Berdamai dengan Udara Ekstrim

Seperti disebutkan dalam sebuah tulisan mengenai Anthrax di situs HealthNSW Sekitar 95 persen kejadian Anthrax, adalah berasal dari infeksi melalui kulit atau luka terbuka yang bisa mengakibatkan Anthrax kulit, dan sumbernya misalnya bangkai binatang yang terkena. Selanjutnya adalah karena kuman Anthrax  yang masuk ke tubuh melalui daging binatang yang terkena dan kurang matang. Atau Anthrax yang terjadi karena ditularkan melalui udara dan kumannya menginfeksi paru-paru.

Diungkapkan juga bahwa orang yang terkenal Anthrax kulit, biasanya terdapat memar berwarna gelap tanpa rasa sakit dalam 1 atau 2 minggu setelah terkena. Memar ini bisa ada kaitannya dengan pembengkakan sel-sel di sekitarnya. Walaupun tidak diobati, 4 dari 5 penderita bisa sembuh. Bila diobati semestinya kebanyakan penderita Anthrax kulit akan sembuh dengan baik.

Orang yang terkena Anthrax di usus mengalami sakit perut serta demam, dan biasanya kematian segera menyusul.

Orang yang ketularan Anthrax dari udara, awalnya mungkin mengeluhkan gejala mirip selesma, namun sesudah beberapa hari penyakit ini bisa beranjak ke kesulitan bernapas. Angka kematian penularan melalui udara ini adalah 6-9 dari 10 orang penderitanya. Masa inkubasinya sekitar 1-6 hari, tetapi bisa juga sampai selama 60 hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk pencegahan, dokter keluarga dari Klinik Puri Mutiara, CIlandak Jakarta Selatan M Saptadji menyarankan, terutama mereka yang suka produk hewani agar tidak asal mengkonsumsinya di sembarang tempat “Pilihlah tempat resmi dan sudah bisa dipercaya kualitas bahan bakunya,” ujar sosok yang akrab disebut dr Aji ini.

Segera ke dokter, jika tanda-tanda gejala yang disebut di atas muncul atau dirasakan, terutama bagi mereka yang rentan terpapar. Aji juga menyebutkan bahwa risiko tertular bisa saja, apalagi Indonesia memang termasuk negara yang belum bebas penyakit anthrax.

Tak perlu khawatir untuk mendapat perawatan, menurut Aji semua rumah sakit di Jakarta  bisa menangani masalah ini. “Dan kita sudah punya rumah sakit rujukan infeksi nasional di RS Infeksi Sulianti Saroso di Jakarta Utara,” katanya.

SUSANDIJANI

Baca juga:
3 Masalah ini Akan Muncul Jika Minum Sambil Makan
8 Jenis Makanan yang Tak Boleh Diabaikan Kaum Pria

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

31 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

32 hari lalu

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyuntikan vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. Penyaluran vaksin sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). ANTARA/Mohammad Ayudha
Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?


Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

36 hari lalu

Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat 7 Juli 2023. Penyemprotan tersebut untuk mencegah meluasnya penularan penyakit antraks setelah satu orang meninggal dunia dan 87 warga Candirejo positif setelah mengkonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.


18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

16 Mei 2022

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

Tujuh dari 18 pasien yang diduga mengalami hepatitis akut ini meninggal.


Geger Puluhan Sapi Mati Dikira Diguna-guna, Ternyata Anthrax

4 Juni 2021

Ilustrasi sapi. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Geger Puluhan Sapi Mati Dikira Diguna-guna, Ternyata Anthrax

Dinas Peternakan turun ke lokasi setelah rumor berkembang kalau pembedahan organ dalam ternak sapi yang mati menemukan benda bukan pakan.


Pasien di RS Sulianti Saroso Alami Gejala Terinfeksi Virus Corona

24 Januari 2020

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia Handayani saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2020. TEMPO/Lani Diana
Pasien di RS Sulianti Saroso Alami Gejala Terinfeksi Virus Corona

Pasien yang sekarang berada di RSPI Sulianti Saroso mengalami gejala seperti terinfeksi virus corona.


Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona Bukan Warga Jakarta Utara

24 Januari 2020

Seorang petugas melakukan pengecekan pada pasien yang terkena penyakit pneumonia akibat virus corona di Rumah Sakit Pusat Wuhan Via Weibo di Wuhan, Cina. Penelitian genetika telah dilakukan atas virus corona misterius di Wuhan, Cina. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO/Handout via REUTERS
Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona Bukan Warga Jakarta Utara

Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko menyebut pasien diduga terinfeksi virus Corona di RSPI Sulianti Saroso bukan warga Jakarta Utara.


15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

14 Oktober 2018

ilustrasi kebakaran. Tempo/Indra Fauzi
15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

Sebanyak 15 kamar indekos di Jalan Lebak RT8 RW8 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu pagi ludes akibat kebakaran.


Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

12 Agustus 2018

Petugas Satpol PP memeriksa bilik panti pijat saat menggelar razia di Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, 25 Januari 2016. Razia ini dilakukan untuk mencegah terjadinya praktik prostitusi di wilayah tersebut. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

Tiga panti pijat yang telah digerebek pemerintah DKI ternyata masih beroperasi, yakni griya-griya pijat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.


Menjelang Idul Adha 2018, Bojonegoro Antisipasi Anthrax

31 Juli 2018

Ilustrasi hewan kurban. ANTARA/Anis Efizudin
Menjelang Idul Adha 2018, Bojonegoro Antisipasi Anthrax

Menjelang Idul Adha, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur mengantisipasi menyebarnya penyakit anthrax.