TEMPO.CO, Jakarta -Toksoplasmosis atau infeksi parasit Toxoplasma gondii bisa berdampak serius pada kesehatan. Bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh prima, hal itu bukan masalah. Tapi, pada ibu hamil dan penderita gangguan imunitas, risikonya bisa meningkat tajam.
Di alam bebas, parasit ini bisa bertahan lama. Penularan pada manusia terjadi lewat kotoran hewan terinfeksi. Kucing peliharaan di sekitar permukiman merupakan inang sempurna bagi perkembangan T gondii. Untuk mengetahui terinfeksi atau tidak, caranya adalah dengan tes darah. Tapi hasilnya tak bisa diketahui segera. Biayanya pun cukup mahal.
Untuk mengatasi hal tersebut, tim dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya, membuat alat yang mampu mendeteksi infeksi itu lebih cepat dan murah. Tim ini beranggota Lucia Tri Suwanti, Mufasirin, Suwarno, Dewa Ketut Meles, Hani Plumeriastuti, dan rekan asal Mataram, Zainul Muttaqin.
Baca juga:Antraks Ternyata Lebih Mudah Menyerang Pria
Alat yang mereka kembangkan sejak 2013 ini diberi nama Toxo Kit. Dana penelitian didapat dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. “Kami membuat alat ini karena melihat kondisi di lapangan yang butuh alat diagnosis cepat,” kata Mufasirin saat dihubungi Tempo pada Selasa pekan lalu.
Baca Juga:
Kejadian toksoplasmosis di masyarakat tergolong cukup banyak. Sekitar 60 persen populasi manusia di dunia sebenarnya sudah terinfeksi parasit ini. Mufasirin mengatakan efek untuk orang dewasa normal dan sehat tidak terlalu terlihat. “Tapi, pada individu tertentu, seperti ibu hamil, risiko gangguan kesehatannya bertambah,” ujarnya.
Mufasirin menilai biaya pemeriksaan toksoplasmosis masih mahal. Selama ini, untuk mengetahui terjadinya infeksi, lebih sering digunakan tes enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) di fasilitas kesehatan. “Biayanya Rp 450 ribu sekali tes dan hasilnya baru ketahuan sekitar dua hari,” kata dia. Menggunakan Toxo Kit, hasil diagnosis bisa diketahui dalam tempo 10-15 menit.
Cara kerja Toxo Kit mirip dengan alat pendeteksi dini kehamilan yang dijual di toko obat atau apotek. Sementara detektor kehamilan biasanya menggunakan urine, Toxo Kit mendeteksi toksoplasma lewat sampel serum darah yang diteteskan pada alat. Sampel yang dipakai hanya sedikit, sekitar 50 mikroliter. Kalau muncul dua garis pada alat, berarti pasien positif terinfeksi parasit.
Perangkat Toxo Kit telah diuji coba bertahap pada hewan. Para peneliti melakukan tes pertama pada kucing. Pengujian selanjutnya dilakukan pada anjing. Terakhir, mereka menggunakan sampel serum darah manusia. “Alatnya berfungsi dengan baik,” tutur Mufasirin.
Hasil Toxo Kit diklaim cukup akurat. Namun ini bukanlah alat diagnosis utama. Pemeriksaan lengkap di rumah sakit dengan rekomendasi dokter tetap menjadi rujukan utama dalam menangani kasus toksoplasma. “Toxo Kit hanya untuk pemeriksaan awal,” ujarnya.
Toxo Kit terus disempurnakan. Rencananya, kemampuan deteksi alat ini akan digabungkan dengan antigen lain. Nantinya, menurut Mufasirin, dalam sekali pemakaian bisa didapat beberapa diagnosis, misalnya untuk herpes.
Untuk saat ini, Toxo Kit masih dalam skala laboratorium dan harganya Rp 90 ribu per unit. “Jika sudah diproduksi massal bisa di bawah itu,” kata dia.
GABRIEL WAHYU
Baca juga:
Minum Obat Harus Tepat. Ini Penjelasannya
Anthrax Mengancam Lagi? Begini Pencegahannya