Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Mana Datangnya Rasa Takut? Simak Penjelasan Ini

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Columbus - Bagi banyak orang, musim gugur identik dengan musim yang menakutkan. Selain bertepatan dengan perayaan Halloween, cahaya matahari yang datang akan berkurang, suhu mendingin, dan dedaunan mulai meranggas.

Kondisi tersebut bisa bikin bulu kuduk berdiri. Tapi mengapa hal-hal tertentu menjadi menakutkan? Apakah ada penjelasan ilmiah di baliknya?

Pengaruh budaya dapat menyebabkan seseorang menjadi takut akan sesuatu, seperti kucing hitam atau badut. Namun, menurut Katherine Brownlowe, Kepala Divisi Neurobehavioral Health dari Ohio State University Wexner Medial Center, ternyata ada pemicu universal akan rasa takut.

“Yakni hal-hal yang bisa membuat Anda mati,” ujar Brownlowe, seperti dilansir Live Science edisi akhir pekan lalu. “Contohnya petir, laba-laba, atau ancaman dalam kegelapan. Rasa takut termasuk mekanisme bertahan hidup.”

Baca juga: Emosi Sering Terganggu? Mungkin Anda Menderita Misophonia

Ketika panca indra mendeteksi sumber stres yang mungkin menimbulkan ancaman, otak akan mengaktifkan pancaran reaksi yang membuat kita berpikir untuk bertarung atau melarikan diri secepat mungkin. Pada mamalia, reaksi ini disebut fight-or-flight response.

Rasa takut diatur bagian otak dalam lobus temporal yang dikenal dengan amigdala. Ketika stres, amigdala akan aktif dan mengalihkan pikiran kita kepada rasa takut tersebut. Walhasil, tubuh langsung mengalihkan semua energi untuk bersiap menghadapi ancaman apa pun.

“Pelepasan zat kimia pada saraf dan hormon menyebabkan peningkatan denyut jantung dan pernapasan,” ujar Brownlowe. Proses tersebut lantas melangsir darah dari usus dan mengirimkannya lebih banyak ke otot-otot di seluruh tubuh.

Ketika rasa takut menyerang, rambut pada tangan dan kaki kita berdiri. Dunia modern mengenalnya sebagai fenomena merinding. Tapi, menurut legenda dari berbagai belahan dunia, saat itu terjadi, nenek moyang kita akan menepuk-nepuk bagian rambut tersebut agar membuat mereka terlihat lebih besar dan memberi kesan lawan yang tak kasat mata.

Membeku di tempat merupakan respons dari rasa takut pada hewan mamalia, seperti yang terjadi pada rusa saat melihat predatornya. “Inilah yang membuat para predator akhirnya semakin merasakan kehadiran hewan buruannya,” ujar Joel Berger, pakar konservasi kehidupan liar dari Wildlife Conservation Society (WCS) di New York.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian, menurut Berger, sebetulnya respons emosional yang muncul bersama rasa takut menambah kewaspadaan serta menjaga tubuh dan otak tetap berfokus pada ancaman. (Baca: Mengapa Sehat Tanpa Lemak Penting di IFW 2017?)

Pada bayi, respons terhadap rasa takut akan muncul dari suara keras, gerakan tiba-tiba, dan wajah asing. Adapun pada anak-anak, rasa takut muncul terhadap hal-hal yang bersifat imajinatif, seperti raksasa di kolong tempat tidur.

Perbedaan rasa takut antara manusia dan hewan, menurut Brownlowe, adalah manusia dapat mengontrol rasa takut dalam kondisi sadar. “Kita bisa menilai kembali situasi di sekitar dan akhirnya mengetahui bahwa kita hanya perlu melawan atau lari,” ujarnya. “Sedangkan pada hewan, rasa takut sangat berhubungan dengan insting.”

Beberapa orang bahkan sengaja mencari pengalaman yang menakutkan dengan cara menonton film horor, naik roller coaster, atau melakukan cara lain. Menurut Brownlowe, orang-orang seperti itu menikmati rasa takut bak orang kecanduan narkotik. “Mereka akan bahagia setelah hasrat ketakutan mereka terpenuhi,” ucapnya.

Saat rasa takut mereda, otak biasanya merilis neurotransmitter dan hormon yang dapat membuat sistem tubuh beristirahat. “Denyut jantung turun, pernapasan melambat, rasa merinding mulai mereda. Ada rasa lega kognitif dalam tubuh,” tutur Brownlowe.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Baca juga : 
Ingin Karyawan Puas? Ini Rahasia Bos Terbaik dari Inggris

 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

26 Januari 2019

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

Para peneliti menemukan alasan berat badan seseorang tidak bertambah meski makan sesuka hatinya.


10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

17 September 2017

Ilustrasi lemon. Shutterstock
10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

Sejak dulu, lemon memang dikenal sangat kaya akan vitamin C dan zat gizi lain.


Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan

14 September 2017

Ilustrasi alpukat. Shutterstock
Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan

Sebuah penelitian menegaskan pentingnya makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh buat kesehatan kognitif.


Pasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman

19 Juli 2017

sxc.hu
Pasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman

Kesalahan saat memakai kondom ketika berhubungan intim bisa menyebabkan kehamilan tak diinginkan akibat kondom bocor atau tertinggal di lubang vagina.


Menghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai

19 Juli 2017

Ilustrasi diet. shutterstock.com
Menghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai

Banyak orang yang malas mengkonsumsi karbohidrat karena takut gemuk padahal hal itu salah.


Olahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen

19 Juli 2017

Ilustrasi olahraga berlebihan. shutterstock.com
Olahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen

Menurut seorang pakar kesehatan, berolahraga berlebihan ternyata berdampak buruk bagi kulit yang cepat menua.


Tipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia

12 Juli 2017

lifedynamix.com
Tipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia

Pakar neurologi mengatakan ada tipe orang yang tak mudah mengalami insomnia dan gangguan tidur lainnya.


Unduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia

24 Juni 2017

lifedynamix.com
Unduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia

Kini, terdapat ratusan aplikasi yang didesain khusus untuk dapat membantu para penderita insomnia.


Kolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya  

21 Juni 2017

Ilustrasi pria ke dokter. Raleighmedicalgroup.com
Kolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya  

Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, perlemakan hati, dan kerusakan pankreas.


Gingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat

16 Juni 2017

Gingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat

Berdasarkan penelitian, manfaat ginkgo biloba antara lain meningkatan fungsi kognitif, mood positif, energi, dan memori.