Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Udara Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Bayi prematur. AP
Bayi prematur. AP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengendalian polusi udara berpotensi mencegah kelahiran prematur atas 2,7 juta bayi tahun ini. Kelahiran prematur merupakan sebuah kondisi yang berpotensi mengancam kehidupan bayi dan meningkatkan risiko kendala fisik dan saraf jangka panjang.

Seperti diberitakan Reuters, Jumat (17 Februari 2017) sebuah studi yang dipublikasikan di Environment International Journal (Jurnal Lingkungan Internasional) menyebut, partikel di udara yang dihasilkan oleh asap bahan bakar dan sumber lainnya bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur juga risiko lainnya yang menyangkut usia dan kesehatan ibu.

“Polusi udara tidak hanya berbahaya bagi orang-orang yang menghirup udara secara langsung, tetapi juga dengan serius mempengaruhi kesehatan bayi yang berada dalam kandungan seorang ibu,” sebut Chris Maley, penulis utama studi yang dibuat berdasarkan data pada 2010 lalu seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17 Februari 2017).

Dalam studi itu disebutkan, bahwa pada umumnya kelahiran prematur di Asia Selatan dan Timur berhubungan dengan polusi udara. Di India saja terjadi sekitar 1 juta kelahiran prematur dan 500.000 kelahiran yang sama di China sepanjang 2010.

Kendaraan berbahan bakar diesel, kebakaran hutan, pembakaran tanaman, penggunaan kayu, kotoran hewan, dan arang untuk mermasak menjadi kontributor utama bagi masalah ini.

Seorang wanita hamil di sebuah kota di China atau India menghirup 10 kali lebih banyak polutan dibandingkan wanita hamil yang berada di daerah pedesaan di Inggris atau Prancis, sebut laporan studi tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, studi tersebut menunjukkan, di negara-negara Sub Sahara bagian barat, Afrika Utara dan Timur Tengah, kelahiran prematur pada umumnya terkait dengan paparan abu padang pasir.

Bada Kesehata PBB WHO menyebutkan setiap tahun sebanyak 15 juta bayi diperkirakan lahir prematur dan hampir satu juta diantaranya meninggal akibat komplikasi.

PBB menyebutkan komplikasi pada kelahiran prematur menjadi penyebab utama meninggalnya anak-anak di bawah usia lima tahun.Johan Kuylenstierna, yang juga terlibat dalam pembuatan studi ini dan merupakan Direktur Kebijakan Stockholm Environment Institute di University of York menyebut, semua negara perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah polusi, yang merupakan isu lintas batas.

“Di sebuah kota mungkin hanya sebagian polusi yang benar-benar bersumber dari kota itu sendiri, sementara selebihnya dibawa oleh angin dari daerah lain atau bahkan negara lain,” katanya.
BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.