TEMPO.CO, Beijing - Sekelompok wanita di Cina mengadopsi metode aneh untuk menangani tekanan akibat perceraian. Dimana mereka melakukan semacam meditasi untuk menenangkan diri di dalam kubur.
Kisah itu lantas mendapat perhatian media ketika beberapa gambar dari 'upacara' tersebut yang dilakukan di kota Chongqing tersebar di media sosial.
Baca juga: Salahkah Curhat di Media Sosial? Ini Jawab Ahlinya
Menurut laporan Fox News pada 23 Februari 2017, sesi meditasi kubur itu terinspirasi oleh Liu Taijie, wanita berusia 30 tahun yang telah bercerai dari suaminya beberapa tahun silam.
Ia berhasil melewati masa sulit itu dengan membayangkan apa jadinya jika ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dan kini ia mendedikasikan dirinya guna membantu wanita lain untuk mengatasi tekanan akibat kehancuran dalam rumah tangga.
Taijie menikah pada usia 19 tahun dan dikaruniai anak dua tahun kemudian, tetapi rumah tangganya hancur akibat perceraian.
Setelah bercerai, Taijie ditimpa nasib yang lebih malang ketika bisnisnya juga gagal.
Namun dia berhasil menempuh momen sulit itu dan kini ingin memastikan kaum yang senasib dengannya memiliki kekuatan yang sama untuk melanjutkan kehidupan.
"Saya tahu bagaimana perasaan ditinggalkan. Saya juga pernah berpikir untuk bunuh diri akibat perceraian tersebut," katanya.
Namun melalui meditasi kubur, Taijie mengatakan orang akan merasakan sensasi ketika meninggal dunia. (Baca :Habiskan Dana Rp16,9 Triliun, Apa Itu Penyakit Katastropik ?)
"Metode ini membuat mereka berpikir ulang bahwa banyak hal belum dilakukan sepanjang kehidupan ini, sehingga melupakan kisah masa lalu dan memulai hidup baru," katanya.
Gambar di lokasi meditasi itu dilakukan, menunjukkan beberapa wanita bebaring dalam kubur dengan beralaskan plastik sambil mereka menutup mata.
Namun tidak dapat dipastikan waktu yang diperlukan bagi setiap peserta berbaring seperti itu.
Angka perceraian di Cina terhitung cukup tinggi, dimana data Kantor Pencatatan Pernikahan di Beijing menemukan adanya peningkatan permintaan perceraian pada 2016, dimana diajukan oleh 3,8 Juta pasangan. Naik dari 2,8 persen pada 2015 menjadi 5,6 persen pada 2016. (Baca :Setiap Orang Bisa Selingkuh! Begini Cara Menangkalnya)
Tingginya permintaan perceraian bahkan membuat petugas kewalahan menangani dokumen yang masuk. Beberapa laporan mencatat bahwa media sosial menjadi pemicu tertinggi perceraian di Cina.
DAILY MAIL|FOX NEWS|NY DAILY NEWS|YON DEMA
Baca juga:
5 Lagu Mujarab Ini Ampuh Melipur Lara Patah Hati