TEMPO.CO, Jakarta - Data dari Clinical Oral Investigations menyebutkan bahwa sekitar 25 sampai 30 persen dari populasi orang dewasa menderita hipersensitifitas dental atau lebih dikenal dengan gigi sensitif. Dokter Gigi Ratu Mirah Afifah, mengatakan kondisi gigi sensitif dapat dialami pada rentang usia 20-50 tahun.
"Tapi, kerap kali ditemukan penderita gigi sensitif berada di usia 30 sampai 40 tahun," kata Mirah dalam acara peluncuran Pepsodent Sensitive Expert Serun Intense Repair 5 di Jakarta, Selasa, 4 April 2017.
Mirah menjelaskan, pola hidup orang di usia tersebut masih tergolong dalam usia produktif yang memiliki padatny aktivitas dan sejumlah kebiasaan yang dapat membentuk pola diet. "Juga cara menjaga kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan gigi sensitif".
Baca: Kebiasaan Menggertak Bisa Menyebabkan Gigi Sensitif
Tanpa disadari, Menurut Mirah, pola hidup masyarakat, seperti pola konsumsi sehari-hari serta cara merawat kesehatan gigi dan mulut, membuat masyarakat semakin rentan mengalami gigi sensitif. "Survei yang dilakukan Pepsodent Sensitive Expert memyatakan 1 dari 3 orang masih menderita gigi sensitif," ujar Mirah yang juga menjabat sebagai Division Head for Health & Wellbeing and Provesional Institution Unilever Foundation.
Gigi sensitif merupakan salah satu permasalahan gigi yang ditandai dengan rasa ngilu yang datang secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh lapisan dentin yang semakin terbuka dan terpapar oleh rangsangan dari luar.
Diatri Nari Ratih, dokter gigi dari O Smile Dental mengatakan sebagian orang memiliki pemahaman keliru karena menganggap gigi sensitif disebabkan oleh makanan atau minuman yang terlalu dingin. "Padahal, makanan atau minuman yang dingin itu hanya sebagai pemicu gigi sensitif," kata Diatri.
AFRILIA SURYANIS