TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2020 diperkirakan jumlah kasus kanker baru di Indonesia mencapai 366.875 kasus, dengan 239.030 kematian. Angka ini didasarkan pada studi Globocan, seperti yang disampaikan Ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) Profesor Arry Harryanto Reksodiputro.
Arry mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara dalam kegiatan The Role Internist in Cancer Management (Roicam) ke-5 yang berlangsung 6-9 April di Jakarta. Tema Roicam tahun ini adalah Giving Hope Through Togetherness.
Menurut Arry, jumlah kasus kanker baru itu terus meningkat. Pada 2030 diprediksi menjadi meningkat menjadi 489.802 kasus dengan 334.749 kematian.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, ada 347.792 kasus kanker, dengan kata lain prevelansi kasus kanker di Indonesia 1,4 per 1.000 penduduk.
Sementara, WHO memperkirakan bahwa pada 2012 ada 14 juta kasus kanker baru, dan 8,2 juta kematian di dunia karena kanker di seluruh dunia.
Tingginya kematian karena kanker, menurut Arry, antara lain disebabkan pasien umumnya berobat setelah dalam stadium lanjut.“Padahal, kalau kasus kanker ditemukan dalam stadium 0 atau 1, peluang harapan hidup bisa 100 persen,” ujar Arry.
BISNIS