Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Instagram ke Buku, Retno Hening Berbagi Kisah parenting

image-gnews
Retno Hening dan anaknya, Kirana. instagram.com
Retno Hening dan anaknya, Kirana. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - "Ndak pa-pa, sorry, thank you…" Kata-kata manis itu kerap meluncur dari mulut gadis cilik bernama Mayesa Hafsah Kirana yang akrab disapa Kirana. Kirana adalah putri pertama Retno Hening Palupi,  ibu muda asal Duri, Riau yang kini menetap di Muscat, Oman mengikuti suami yang berdinas di sana.

Jauhnya jarak dengan keluarga membuat Retno mencari cara agar perkembangan buah hatinya tetap bisa diikuti kedua orang tua, mertua, dan juga saudara-saudaranya di Indonesia. Lantas, melalui akun Instagram @retnohening perempuan lulusan Sastra Inggris Universitras Padjadjaran ini membagi kisah keseharian putri kecilnya.

Siapa sangka, cerita-cerita soal gadis cilik yang lahir 20 Desember 2013 ini banyak yang suka. Termasuk kebiasaan Kirana meniru suara binatang dan bergaya ala balerina. Semakin besar, interaksi Retno dengan Kirana yang kini 3 tahun rupanya makin seru. Kirana yang sudah fasih berbicara makin aktif bertanya, makin banyak melakukan aktivitas yang tentunya makin membuat gemas para pengikut akun Retno di Instagram tersebut.

Dalam kesehariannya,  Kirana digambarkan selalu ceria, mudah tertawa, senantiasa tersenyum. Tatapan matanya yang sipit itu pun meneduhkan. Mudah bagi siapapun yang melihatnya untuk langsung jatuh cinta. Ditambah lagi gadis ini punya rasa empati yang begitu tinggi.

”Saya sering mengutarakan tentang sesuatu secara langsung. Misal melihatkan video anak-anak di Syiria yang tak punya rumah, atau melakukan kebiasaan berbagi secara langsung dan sederhana seperti memberi makan burung di luar jendela,” tutur Retno melalui pesan tertulisnya.

Dalam perbincangan dengan  Koran Tempo melalui video call dilanjutkan pesan tertulis,  pada Kamis-Jumat, 4-5 Mei 2017, Retno membagikan kisahnya. Berikut cuplikan wawancara dengan perempuan kelahiran Rumbai, 15 September 1988 ini.

Awal munculnya video-video pendek Kirana dibuat sebagai obat kangen untuk keluarga di Indonesia. Seperti apa Anda melihat respons netizen yang terlihat menyayangi Kirana padahal tidak saling mengenal satu sama lain?

Saya enggak menyangka, Mbak. Enggak nyangka sama sekali. Bersyukur banyak yang sayang sama Kirana. Banyak yang senang lihat Kirana. Yang terpenting banyak doa-doa untuk Kirana.

Apakah Kirana sempat protes saat berinteraksi, aktivitas dan responsnya kerap direkam menggunakan ponsel Ibunya?

Kalau protes pas lagi ngobrol atau pas dia lagi nyanyi atau joget-joget, enggak. Biasanya Kirana tidak mau aktivitasnya direkam kalau disuruh macam-macam. Dia selalu susah kalau disuruh macam-macam.

Misalnya saat saya mau memotret dia saat pakai celana pendek, dia bilang tidak mau dioto karena malu. Meskipun saya bilang itu untuk dikirim ke neneknya saja. Saat sedang mengobrol, bernyanyi, menari dan saya pegang handphone sepertinya dia tidak masalah. Paling dia protes saat diminta mengatakan sesuatu atau direkam kegiatan yang tidak dia inginkan.

Semakin hari followers  akun Instagram Anda semakin banyak. Apakah jadi ada tuntutan untuk selalu meng-update video terbaru?

Iya..kadang-kadang  followers suka bertanya kalau sehari saja tidak ada video. Jadinya kayak berpikir mau posting video apa ya. Tapi saya tidak menjadikannya beban. Kalau tidak ada tidak memosting apapun. Atau saya posting video Kirana yang dulu-dulu.

Belakangan juga marak soal kasus pedofil sehingga perlu berhati-hati memamerkan foto anak-anak di media sosial. Tanggapan Anda?

Iya waktu ada pemberitaan soal itu saya sempat kepikiran. Tapi saya banyak-banyak berdoa agar Kirana selalu diberikan perlindungan. Sekarang saya lebih memperhatikan seperti apa postingan saya,  seperti baju yang digunakan Kirana, kalau bisa selalu menggunakan pakaian tertutup.  Membatasi yang diposting hanya kegiatan mengobrol dan bermain dengan Kirana.

Kirana terlihat sangat bisa menyampaikan apa yang dia rasakan, bagaimana menggali hal itu pada anak?

Saya terbiasa menyampaikan perasaan. Saya mengutarakan apa yang ingin saya sampaikan ke dia dari kecil. Saya sering bertanya kepada Kirana soal perasaannya, apakah dia senang terhadap sesuatu, apakah dia sedih atau tidak. Mungkin karena itu dia jadi bisa mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan.

Apakah Anda mengajarkan Kirana berani berargumen? Seperti apa membiasakan anak dengan hal itu?

Enggak ada kesengajaan. Saya sering mengajak Kirana saat membaca buku, lalu saya bertanya soal isi bukunya. Saat dia menjawab dan jawabannya kurang  tepat, biasanya saya tanyakan kembali, memang iya begitu? Nanti dia bisa bertahan atau mengubah jawabannya. Jadi saat itu dia belajar untuk berargumen dan selebihnya sering saya ajak ngobrol saja.

Kirana pun terlihat memiliki empati yang tinggi terhadap sesamanya…

Soal empati mungkin karena saya sering mengutarakan  dan memperlihatkan sesuatu secara langsung kepada Kirana.  Misalnya melihat video anak-anak Syiria yang tidak punya rumah, bercerita soal anak-anak yang tidak seberuntung dia, atau melihat orang-orang di sekitar. Misalnya, ada yang bekerja di bawah terik pada siang hari. Saya bilang kasihan om-omnya harus bekerja saat panas, kita di dalam rumah dingin, bisa main, senang-senang. Ada juga kebiasaan melakukan kegiatan berbagi yang sederhana.

Contohnya?

Memberi makan dan minum burung yang ada di luar jendela, membawa makanan kucing di dalam mobil, jadi saat menemukan kucing luar saat ke luar rumah bisa diberi makan.

Ilmu parenting yang selama ini diterapkan dapat referensi dari mana saja?

Saya banyak dipengaruhi didikan orang tua dan apa yang saya dapatkan saat dulu mengajar di sekolah. Saya membaca  artikel-artikel yang didapat dari internet. Tapi bagaimana saya ke Kirana lebih dipengaruhi apa yang saya lihat dari orang tua dan yang saya dapatkan saat menjadi pengajar di sebuah pre-school di Yogyakarta.

Pola pendidikan yang Anda berikan begitu menyenangkan. Dari mana Anda menemukan cara yang fun itu?

Saya tetap mengidolakan dan belajar dari ibu saya, bahkan saya belajar mengelola emosi pun dari ibu saya. Bagaimana mengatur emosi, bagaimana memberi contoh yang baik supaya bisa diteladani anak-anaknya.  Saya selalu membiasakan Kirana mengucapkan terima kasih, sorry, dan please. Dimulai dari saya dulu, lalu saya ajak Kirana juga untuk melakukan yang sama supaya jadi kebiasaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya juga aktif ajak dia bicara ketika misalnya ketemu dengan orang tua yang sudah sangat renta, fisiknya terlihat lemah, tapi masih bekerja keras. Pada intinya ada di komunikasi, saya ungkapkan saja apa yang ingin saya ungkapkan. Saya bangun hubungan komunikasi dua arah dengan Kirana dan saya jaga itu.

Itu juga cara menumbuhkan kepercayaan diri pada Kirana?

Sebetulnya saya tidak tahu ya Kirana cukup percaya diri atau enggak. Kirana seringnya berinteraksi dengan saya soalnya. Tapi kuncinya saya selalu dampingi dia ketika berinteraksi dengan siapapun.

Bagaimana Anda mengeksplorasi potensi anak agar dia mengenal diri, menerima kekurangan, dan tidak minder?

Saya kasih pemahaman dengan cara sederhana bahwa semua orang itu unik dan spesial.

Seperti apa Anda menerapkan teori-teori parenting yang dibaca, pengalaman dari orang tua, pengalaman saat mengajar terhadap pengalaman mendidik anak?

Dalam hal ini orang tua yang harus bisa memahami dan menyesuaikan dengan kondisi anak. Utamakan cara yang terbaik untuk anak, demi kebaikan anak, bukan untuk memuaskan ego orangtuanya.

Lalu seperti apa Anda menyesuaikan cara didik orang tua dulu dan penyesuaiannya dengan perkembangan anak-anak saat ini?

Orang tua zaman dulu, seperti orang tua saya enggak neko-neko. Menurut saya semua orang tua punya tujuan yang sama yaitu mendidik anaknya agar tumbuh menjadi anak yang baik, pintar, soleh, soleha. Hal yang kadang dilupakan aorang tua zaman sekarang adalah soal pendidikan akhlak misal soal bagaimana bersikap terhadap orang yang lebih tua, mengajarkan sopan santun, mengajarkan mengaji, mungkin seperti itu ya.

Jadi apa yang saya ambil dari orang tua adalah soal pendidikan  sikap, tingkah laku, sopan santun, agama, dan lainnya. Untuk lainnya, alhamdulillah zaman banyak ilmu parenting yang saya baca, misal soal menyampaikan sesuatu melalui buku dan permainan. Dulu mungkin orang tua enggak begitu suka membuat mainan edukatif sendiri di rumah, atau sukamembacakan buku kepada anak-anaknya. Ada dongeng, tapi rasanya pengalaman saya dulu juga jarang. Itulah yang coba saya perbaiki sekarang kepada anak saya. Saya rutin bacakan buku, ajak bermain permaina edukatif untuk menstimulus anak.

Bagaimana Anda mengenalkan tanah kelahiran kepada Kirana?

Untuk tetap mengenalkan kultur Indonesia ke Kirana, saya tetap menggunakan bahasa Indonesia meski kadang dia menggunakan bahasa campuran karena teman-temannya berbahasa Inggris. Saya akan tetap menanggapi dia dengan bahasa Indonesia. Saya kenalkan keluarganya di Indonesia, mengenalkan lagu-lagu bahasa Indonesia, tetap mengingatkan dia anak Indonesia dan nanti akan pulang lagi ke sana.

Pengalaman itu akhirnya Anda tuangkan dalam buku Happy Little Soul?

Penerbit Gagas media mengajak saya untuk menuliskan pengalaman saya dengan Kirana. Terus tidak langsung saya balas karena ragu takut tidak bisa. Dua bulan kemudian baru saya balas.

Mengapa Anda ragu?

Saya bukan ahli di bidang itu, masih merasa belum punya dasar parenting yang kuat.

Lantas bagaimana akhirnya Anda bisa menuliskan pengalaman menjadi sebuah buku?

Karena pihak gagas media meyakinkan kalau ini semua soal fun parenting dan intinya hanya sharing dari pengalaman sehari-hari. Terus saya pikir-pikir lagi sebetulnya ini nanti bisa buat kenang-kenangan Kirana ketika dewasa nanti. 

Prosesnya cukup panjang sejak Oktober tahun lalu sampai Maret 2017 baru terbit. Saya curi-curi waktu ketika Kirana tidur atau ketika ada ayahnya ada di rumah jadi Kirana tidak diabaikan. Kadang saya pergi ke kedai kopi untuk menulis dan Kirana bermain dengan ayahnya. Dalam buku saya bercerita saja soal Kirana sejak kecil sampai sekarang, bagaimana permainan yang saya lakukan bersama dia sejak dulu. Saya jadi buka-buka lagi video Kirana yang dulu untuk mengingat kembali bagian yang terlupa.

Apa yang sebetulnya mau disampaikan di dalam buku tersebut? Dan hal apa yang ditekankan di dalamnya?

Tentang keyakinan ketika Allah memberikan kepercayaan buah hati maka Allah juga memberikan kemampuan dan kekuatan untuk mengasuh dan membesarkan anak. Soal pentingnya membangun komunikasi yang positif kepada anak dengan cara merespon dengan positif, membangun rasa tetap saling jatuh cinta antara anak dan ibu. Tentang menjadi sempurna dan tidak sempurna, belajar jatuh cinta setiap hari, dan menemukan kekuatan untuk melalui masalah yang dihadapi. Di akhir saya menyampaikan bahwa menjadi ibu adalah menjadi bahagia dengan segala problematika yang ada.

Saat ini Anda sedang mengandung anak kedua. Bagaimana mempersiapkan Kirana menjadi seorang kakak?

Pertama melibatkan dia biar merasa senang menyambut adiknya, diberitahu soal kehamilan, diceritakan soal bayi, buat dia tertarik. Saat ditanya mau adik apa tidak, dia bilang mau.Lalu saya juga menceritakan bagaimana kalau nanti ada bayi, ayah dan ibu akan tetap sayang Kirana juga sayang kepada adik bayi.

Saya melibatkan dia misal saat kontrol ke rumah sakit, membuat dia senang ikut menanti kehadiran sang adik. Semuanya dilakukan agar nanti tidak kaget saat bayi sudah lahir. Adik bayi akan tidur dengan Ibu, tapi dia juga boleh ikut tidur dengan adiknya. Kondisi adik bayi itu nanti masih kecil dan lemah jadi perlu dibantu. Seain itu saya juga menyiapkan agar Kirana makin mandiri seperti makan, mengurus soal kebersihan saat buang air, membersihkan diri sendiri. Harapannya dia sudah mandiri dan bisa bantu meringankan tugas orang tuanya.

DINI PRAMITA | AISHA SHAIDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

2 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

Banjir besar di Dubai dipicu hujan terderas dalam 75 tahun terakhir di Uni Emirat Arab.


Banjir dan Cuaca Buruk, Aktivitas di Bandara Dubai Terganggu

3 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
Banjir dan Cuaca Buruk, Aktivitas di Bandara Dubai Terganggu

Banjir juga melanda negara tetangga Uni Emirat Arab, Oman, yang menewaskan 18 orang.


Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

12 hari lalu

Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia Wahyu Susilo. ANTARA
Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.


Malaysia Panggil 33 Pemain untuk untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Lawan Oman, Ada 12 Pemain Baru

49 hari lalu

Pemain Timnas Malaysia, Arif Aiman melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Korea Selatan dalam Piala Asia di Al Janoub Stadium, Al Wakrah, Qatar, 25 Januari 2024. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Malaysia Panggil 33 Pemain untuk untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Lawan Oman, Ada 12 Pemain Baru

Timnas Malaysia memanggil 33 pemain untuk menghadapi lanjutan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Bukan Destinasi Wisata Utama 5 Negara Ini Menarik Dikunjungi

27 Januari 2024

Tblisi, Georgia. Unsplash.com/moestafa meraji
Bukan Destinasi Wisata Utama 5 Negara Ini Menarik Dikunjungi

Destinasi ini menawarkan perpaduan unik antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan petualangan.


Hasil Piala Asia 2023: Kirgistan vs Oman Berakhir Imbang 1-1, Timnas Indonesia Lolos ke 16 Besar

26 Januari 2024

Laga Timnas Oman vs Kirgistan di Piala Asia 2023. Twitter @afcasiancup.
Hasil Piala Asia 2023: Kirgistan vs Oman Berakhir Imbang 1-1, Timnas Indonesia Lolos ke 16 Besar

Timnas Indonesia mendapatkan tiket terakhir ke babak 16 besar Piala Asia 2023 setelah Kirgistan vs Oman berakhir imbang. Bersiap hadapi Australia.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Hasil Piala Asia 2023: Bermain Imbang 0-0 dengan Oman, Thailand Berpeluang Lolos ke Babak 16 Besar

22 Januari 2024

Logo Piala Asia 2023. Twitter @afcasiancup.
Hasil Piala Asia 2023: Bermain Imbang 0-0 dengan Oman, Thailand Berpeluang Lolos ke Babak 16 Besar

Dengan mengumpulkan empat poin, Thailand mengamankan posisi tiga besar di Grup F Piala Asia 2023.