TEMPO.CO, Jakarta -Depresi adalah salah satu gangguan mental yang sering terjadi di seluruh dunia. Depresi juga merupakan penyebab utama bunuh diri yang mengambil ratusan ribu nyawa setiap tahunnya.
Baca: Temani Penderita Depresi Berat, Agar Tidak Lakukan Bunuh Diri
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) Eka Viora, mengatakan prevalensi depresi dari hasil penelitian terhadap 17 negara adalah 1 dari 20 populasi.
"Berarti sekitar 350 juta orang di dunia mengalami depresi dan ada 800 ribu orang yang bunuh diri akibat mengalami depresi," kata Eka dalam konferensi pers perayaan hari kesehatan dunia dengan tema 'Depression: Let's Talk' dan peluncuran Elxion di Jakarta, Kamis, 18 Mei 2017.
Menurut Eka, depresi itu adalah penyakit, bukan kelemahan karena orang itu tidak beriman, malas, atau yang lainnya. "Karena itu, depresi harus menjadi masalah besar yang harus ditangani agar tidak bunuh diri," ujarnya.
Pada hari kesehatan dunia 7 April 2017, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengangkat tema 'Depression: Let's Talk', dengan tujuan utamanya untuk mengajak seluruh warga dunia agar mau membantu dan menyikapi dengan baik orang yang mengalami gangguan mental khususnya depresi. Stigma yang terus berlanjut terkait dengan penyakit jiwa adalah alasan mengapa kampanye kesehatan jiwa 2017 ini adalah Depression: Let's Talk.
Simak: Minyak Melati Bisa Mengobati Depresi
"Jadi, bagi seseorang yang hidup dalan depresi, berbicara dengan orang yang mereka percayai adalah langkah pertama dari tahap penyembuhan dan pemulihan," kata Eka.
AFRILIA SURYANIS