Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menghukum Anak Tak Membuat Mereka Kapok Melakukan Kesalahan

image-gnews
AP/Intelligencer Journal, Marty Heisey
AP/Intelligencer Journal, Marty Heisey
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menghukum anak hanya akan membuat mereka terdorong untuk melakukan kesalahan yang sama, lagi dan lagi. Menghukum anak saat mereka melakukan kesalahan mungkin bukan pilihan yang tepat. Alih-alih mendisiplinkan anak dengan cara menghukum, para orang tua disarankan untuk memberi alternatif lain.

Seorang profesor dari Institute of General Psychology, University of Würzburg, Andreas Eder mengatakan bahwa anak-anak cenderung berhenti melakukan kesalahan jika mereka diberi pilihan, bukan sekedar hukuman atau kritik.

“Studi yang kami lakukan menunjukkan bahwa seorang anak yang dihukum karena melakukan suatu kesalahan tidak lantas dapat menerima hukuman yang diberikan. Mereka justru terdorong untuk melakukannya lagi dan lagi,” jelas Eder.

Untuk membuktikan hal tersebut, studi yang dipimpin oleh Eder mengajak para partisipan untuk melengkapi tugas mudah yang melibatkan sebuah angka yang berkedip pada layar. Partisipan diberi kesempatan untuk memilih angka yang diinginkan. Pilihan angka tersebut lebih kecil atau lebih besar dari angka lima. Setelah memilih, mereka diminta untuk menekan satu dari dua tombol yang ada. Masing-masing tombol merepresentasikan angka yang lebih kecil atau lebih besar dari angka lima.
Sebelumnya, partisipan sudah diberi tahu bahwa tombol tersebut bekerja seperti alat kejut. Tombol dengan angka yang lebih besar dari angka lima menghasilkan sengatan yang jauh lebih kuat dibanding dengan tombol dengan angka yang lebih kecil dari angka lima.

Selama penelitian berlangsung, para peneliti berasumsi bahwa partisipan akan menekan tombol kejut tersebut secara perlahan mengingat konsekuensi yang harus dirasakan. Kenyataannya justru berbanding terbalik, partisipan menekan tombol tersebut lebih cepat, bahkan cenderung tidak berpikir lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil yang cukup mengejutkan bagi para peneliti tersebut secara tidak langsung memberi jawaban bahwa hukuman saja tidak cukup untuk menghentikan perilaku anak yang dianggap nakal karena melakukan suatu kesalahan.

Mengapa?
Penelitian yang dilakukan dua kali berturut-turut tersebut menunjukkan hasil yang sama. Dimana para partisipan memencet tombol yang merepresentasikan angka lebih kecil dari angka lima dengan sengatan lebih lemah sangat cepat tanpa berpikir ulang.

“Artinya, hukuman tidak lantas menaklukan perilaku tidak baik (nakal) seorang anak, meski anak tersebut mengetahui risikonya. Untuk mendisiplinkan anak, jauh lebih baik jika hukuman yang diberikan disertai dengan perbincangan antara orang tua dan anak untuk mengetahui alasan mengapa anak melakukan suatu hal yang dianggap tidak benar oleh orang tua. Rangkul mereka untuk berani mengungkapkan alasan saat melakukan suatu hal,” tutup Eder.

DAILY MAIL UK | ESKANISA RAMADIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Pengasuhan Tidak Layak Anak Masih Tinggi, Ini Saran Legislator

52 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Angka Pengasuhan Tidak Layak Anak Masih Tinggi, Ini Saran Legislator

Legislator menyoroti penurunan angka pengasuhan tidak layak belum merata di Indonesia, termasuk juga perkawinan anak, ini sarannya.


Hari Anak Sedunia 2023: Setiap Anak Berhak Hidup dalam Dunia yang Damai

20 November 2023

Anak-anak Palestina dari Gaza berpose untuk foto di dekat masjid Al Aqsa. Getty Images
Hari Anak Sedunia 2023: Setiap Anak Berhak Hidup dalam Dunia yang Damai

Peringatan Hari Anak Sedunia pada 20 November adalah panggilan untuk mempromosikan dan melindungi hak-hak anak di seluruh dunia.


Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Audiens mendengarkan pidato Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat sesi tahunan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss pada Senin, 27 Februari 2023. Dok: Kementerian Luar Negeri
Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.


KPAI Kritik Hakim yang Detailkan Aktivitas Seksual AG Eks Pacar Mario Dandy

15 April 2023

Kasus Penganiayaan Mario Dandy, AG Divonis 3 Tahun 6 Bulan Penjara
KPAI Kritik Hakim yang Detailkan Aktivitas Seksual AG Eks Pacar Mario Dandy

KPAI minta Komisi Yudisial memriksa Hakim Sri Wahyuni Batubara yang memimpin sidang AG, eks pacar Mario Dandy


Pentingnya Cukup Tidur buat Tumbuh Kembang Anak

30 Maret 2023

Ilustrasi anak tidur. shutterstock.com
Pentingnya Cukup Tidur buat Tumbuh Kembang Anak

Anak perlu cukup tidur agar hormon pertumbuhan untuk tumbuh kembang anak tak terganggu. Ketika kurang tidur, hormon pertumbuhannya turun.


Alasan Orang Tua Perlu Penuhi Hak Anak

22 November 2022

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Alasan Orang Tua Perlu Penuhi Hak Anak

Psikolog mengatakan orang tua perlu memenuhi kebutuhan dan hak anak secara psikologis dan memastikan anak sehat secara fisik dan mental.


Pesan Kak Seto di Hari Anak Sedunia

20 November 2022

Ilustrasi anak di sekolah. Shutterstock
Pesan Kak Seto di Hari Anak Sedunia

Kak Seto mengatakan peringatan Hari Anak Sedunia mengingatkan pentingnya pemenuhan hak-hak anak.


Kabupaten Bogor Janji Dukung Pemenuhan Hak Anak

28 September 2022

Anak-anak berlindung di pusat evakuasi pasca banjir akibat Topan Super Noru, di Marikina City, Metro Manila, Filipina, 26 September 2022. REUTERS/Lisa Marie David
Kabupaten Bogor Janji Dukung Pemenuhan Hak Anak

Pemerintah Kabupaten Bogor janji untuk mendukung pemenuhan hak-hak anak.


Angelina Jolie Kunjungi Korban Banjir Pakistan, Berikut 5 Aksi Kemanusiaannya

23 September 2022

Angelina Jolie mendengarkan cerita pengungsi setelah hujan dan banjir selama musim hujan, di desa Ibrahim Chandio, Dadu, Pakistan, 20 September 2022. Jolie berharap bantuan kemanusiaan untuk pengungsi banjir di Pakistan segera dapat dikirimkan.  IRC/Saima Javaid/Handout via REUTERS
Angelina Jolie Kunjungi Korban Banjir Pakistan, Berikut 5 Aksi Kemanusiaannya

Angelina Jolie seorang aktris yang aktif dalamberbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Ia utusan khusus UNHCR yang menangani pengungsi di dunia.


Ketua DPR: HAN Pengingat untuk Penuhi Hak Anak

23 Juli 2022

Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani
Ketua DPR: HAN Pengingat untuk Penuhi Hak Anak

Pemenuhan hak anak akan menjadi jaminan bagi masa depan Indonesia.