Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hasil Riset: Memelihara Anjing Bikin Lansia Makin Sehat

image-gnews
Ilustrasi lansia berkebun. shutterstock.com
Ilustrasi lansia berkebun. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian  terbaru menemukan fakta bahwa rutin mengajak anjing peliharaan jalan-jalan menjadi kunci agar lansia tetap aktif bergerak. Mereka yang memelihara anjing menghabiskan lebih sedikit waktunya untuk duduk terus menerus dibanding dengan yang tidak memelihara.

Baca: Berjalan Tanpa Alas Kaki Paling Sehat? Begini Penjelasan Peneliti

Riset yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal Epidemiology and Community Health tersebut menemukan bahwa berjalan dengan anjing peliharaan secara rutin mampu meningkatkan aktivitas fisik pada lansia, terutama saat musim dingin.

Para peneliti menganalisa data yang menunjukkan kesehatan dan kesejahteraan ribuan orang yang tinggal di Norfolk, Virginia, Amerika Serikat. Peneliti yang berasal dari University of East Anglia (UEA) dan University of Cambridge tersebut menemukan bahwa memelihara atau mengajak jalan anjing peliharaannya merupakan cara paling efektif untuk mencegah penurunan aktivitas di usia lanjut.

3.123 orang dengan rata-rata usia 69,5 tahun menjadi partisipan dalam penelitian tersebut. 18 persen di antaranya dilaporkan memiliki anjing peliharaan. 2/3 dari mereka rutin mengajak jalan anjing peliharannya, setidaknya sekali sehari.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang rutin mengajak anjingnya berjalan ternyata lebih aktif bergerak dan tidak menghabiskan waktunya hanya untuk duduk terus menerus meski kondisi fisiknya tidak lagi prima dibanding mereka yang tidak memelihara anjing.

Bahkan, di cuaca buruk sekalipun, seperti musim dingin, mereka yang rutin mengajak anjingnya jalan 20 persen lebih aktif dibanding dengan mereka yang tidak memelihara anjing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Hal tersebut mungkin berpotensi untuk mendukung sekaligus mendorong para lansia agar tetap aktif bergerak. Bagi mereka yang tidak memelihara anjing mungkin dapat memanfaatkan komunitas atau organisasi lokal yang menyediakan program jalan dengan anjing secara rutin.” jelas para peneliti.

BorrowMyDoggy, sebuah jaringan nasional di Inggris menyediakan program regular bagi mereka yang tidak memelihara anjing untuk dapat bergabung dengan pemilik anjing dan berjalan-jalan. Para peneliti menambahkan, manfaat lain dari grup tersebut adalah meningkatkan interaksi sosial antar lansia.

“Kami menyadari seiring dengan bertambahnya usia, aktivitas fisik akan mengalami penurunan, namun rutin mengajak anjing jalan dapat membantu banyak lansia menjaga aktivitas fisiknya seiring dengan pertambahan usia. Jauh lebih baik ketimbang duduk sepanjang hari,” jelas Dr Yu-Tzu Wu dari University of Cambridge.

Simak: Orang Pintar Hidup Lebih Sehat, Begini Penelitiannya

Profesor yang memimpin penelitian tersebut, Andy Jones dari UEA mengatakan, “Kami sangat terkejut saat menemukan bukti bahwa lansia yang rutin mengajak jalan anjing peliharaanya menunjukkan fisik yang lebih aktif ketimbang mereka yang menghabiskan waktu hanya dengan duduk terus menerus sepanjang hari, sepanjang musim. Penelitian ini mengingatkan banyak orang agar tetap aktif bergerak.”

INDEPENDENT UK | ESKANISA RAMADIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru