Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Self Healing, Cara Ampuh Atasi Efek Penipuan First Travel  

Editor

Susandijani

image-gnews
REUTERS/Ricardo Moraes
REUTERS/Ricardo Moraes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain kerugian materi, beban psikologi akibat penipuan yang dilakukan biro perjalanan umrah First Travel pun menjadi beban para korbannya.

Meski pasangan suami istri Andika Surachman (31) dan Anniesa Hasibuan (31) telah ditetapkan sebagai tersangka namun status tersebut belum bisa mengembalikan kerugian yang dialami 56.682 korban. Mereka menuntut pengembalian uang yang sampai saat ini belum ada titik terang.

Pun kalau materi dikembalikan, kerugian dari sisi psikologis susah dihilangkan. Salah satu korban bernama Ratna Sari (31). Ia menceritakan dirinya tertarik mendaftar umrah bersama sang ibu setelah mendengar cerita temannya yang berhasil berangkat umrah dengan First Travel pada 2015 silam. Pada Maret 2016, ia membayar 14 juta rupiah per orang dan dijanjikan berangkat Januari 2017.  : Seracen Guncang Media Sosial, Picu Stres Pasca Trauma

Janji tidak ditepati. Mei 2017 Ratna diminta membayar 2,5 juta rupiah yang harus dipenuhi dalam tiga hari dan mereka akan diberangkatkan dengan pesawat carteran. Janji tinggal janji. Sampai sekarang mereka tidak berangkat. Kecewa, Ratna meminta pengembalian dana. Namun belum membuahkan hasil. Yang ada, ia harus bolak-balik ke kantor First Travel untuk proses pengambilan kembali dokumen, mengembalikan koper, dan lain-lain.

“Kerugian kami bukan hanya materi, tetapi juga waktu, tenaga, dan pikiran!” seru Ratna geram. Yang membuat pilu, Ratna memberangkatkan umrah ibunya dari uang yang ia kumpulkan sejak awal bekerja. "Saya niatkan mengumpulkan uang untuk itu. Mengapa ada yang tega menipu seperti ini?” sergah Ratna.

First Travel bukan satu-satunya biro umrah yang mengecewakan jemaah. Cerita kami dapatkan dari Registi Adinda (30). Ia merasa tertipu oleh biro perjalanan umrah Kafilah Rindu Ka'bah. April 2015 ia mendaftar umrah dengan biaya 13 juta rupiah dan dijadwalkan berangkat 24 Desember 2015. “Saya tidak curiga karena harga tersebut harga promo. Dan benar ada kenalan yang berangkat dengan biro umrah ini,” kata Registi.

Kejanggalan mulai terasa beberapa minggu menjelang keberangkatan Registi diminta tambahan dana sebesar 100 dolar AS dengan alasan ada kenaikan tarif hotel. Ternyata janji dari pihak biro perjalanan tidak pernah terwujud. Registi tidak sendirian. Ada beberapa korban lain yang mengalami kejadian serupa.

“Saya meminta dana dikembalikan sejak Februari 2016. Nyatanya sampai sekarang belum dikembalikan sepeserpun,” ucap Registi. Baca:Sensasi Baby Shark Challenge, Youtube Pinkfong Naik 300 Persen)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perasaan Registi campur aduk. Sedih, kecewa, marah jadi satu. “Saya sudah telanjur mengatur jadwal cuti kerja, juga malu karena sudah telanjur memberi tahu tetangga dan teman-teman. Kerugian itu tidak bisa digantikan materi. Sakitnya, tuh di mana-mana!” kata Registi.

Sakit hati dan malu menjadi beban psikologis lumrah yang dirasakan para korban yang gagal berangkat umrah.

“Ada rasa bangga bagi orang yang akan berangkat umrah. Minimal mereka bilang ke keluarga dan teman-teman dekat. Apalagi kalau di kampung biasanya ada tradisi membuat acara syukuran dan pengajian sebelum berangkat umrah. Ketika akhirnya mereka gagal berangkat, ada rasa malu,” urai Anggia Chrisanti, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria.

Rasa malu akibat gagal berangkat umrah bahkan bisa memicu stres hingga depresi. Anggia menyarankan untuk mengedepankan rasa ikhlas dan melakukan terapi. “Ikhlaskan diri atas semua hal. Mau menangis, silakan. Karena memang ini musibah. Namun lebih efektif jika menyembuhkan diri menggunakan metode self healing,” kata Anggia.

Tidak kalah penting, instrospeksi diri. “Betul ada korban tertipu tapi ada juga yang tidak tertipu. Mengapa harus kita? Apa ada dosa yang pernah dilakukan? Apa ada niat yang belum benar dalam ibadah ini? Apa ada yang haram dalam kehidupan ini yang masih dipelihara? Coba renungkan lagi,” pungkas Anggia. Baca: Momozen, Menikmati Hidangan Non Kambing ala Prancis

TABLOIDBINTANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

15 hari lalu

Queensland University of Technology, Australia. Gotoaustralia.com.au
Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

19 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.


Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

38 hari lalu

SMA Binus Serpong di Jalan Lengkong Karya No 58, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin 19 Februari 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.


Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

39 hari lalu

Tamara Tyasmara didampingi tim kuasa hukumnya datang ke Gedung SDM Polri pada Kamis, 15 Februari 2024 untuk menjalani pemeriksaan psikologis. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.


Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

41 hari lalu

Tamara Tyasmara saat dikunjungi teman-temannya. Foto: Instagram.
Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.


Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

41 hari lalu

Tamara Tyasmara didampingi tim kuasa hukumnya datang ke Gedung SDM Polri pada Kamis, 15 Februari 2024 untuk menjalani pemeriksaan psikologis. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.


Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

44 hari lalu

RSKD Duren Sawit. Foto : X
Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?


Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

45 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi (kanan) danDireskrimum Kombes Pol Wira Satya (kiri) menyampaikan keterangan saat rilis kasus pembunuhan Dante anak dari artis Tamara Tyasmara di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. Wira menjelaskan alasan tersangka membenamkan kepala korban ke dalam air adalah untuk berlatih pernapasan agar Dante lebih kuat, tidak terlalu panik dan tidak takut air. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.


PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

49 hari lalu

Anak-anak Palestina menunggu untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel


Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

19 Januari 2024

ilustrasi percaya diri (pixabay.com)
Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

Apa itu Dunning-Kruger effect kaitannya dengan percaya diri berlebih?