Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Urban Farming Ala Penghuni Apartemen

image-gnews
Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock
Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keterbatasan tempat bagi warga perkotaan dalam bercocok tanam mendorong orang untuk lebih kreatif. Perusahaan pengelola apartemen Inner City Management (ICM) pun menerapkan konsep urban farming untuk mencari solusi bercocok tanam yang bisa dilakukan oleh masyarakat kota.

“Jadi lahan yang terbatas ini betul-betul dimanfaatkan untuk ditumbuhi tanaman,” kata Koordinator Estate and Green Waste ICM, EM Kadek dalam keterangan pers yang diterima Tempo Kamis 31 Agustus 2017.

Kadek mengatakan, awalnya dia dan timnya hanya berupaya menanggulangi persoalan sampah penghuni apartemen yang cukup banyak setiap harinya. Sampah itu akhirnya dipisahkan antara yang bisa didaur ulang (organik) dan sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual.

Sampah daur ulang tersebut antara lain menghasilkan kompos padat dan cair dan gas metana. Adapun sampah anorganik seperti plastik, kertas/karton, kaleng, botol, dan lain-lain boleh diambil oleh pemulung.

Kompos-kompos itu kemudian dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias, sayuran, untuk mempercantik lingkungan apartemen dan sayuran gratis.

Pemanfaatan kompos itu memberikan ide untuk menanam tanaman produksi yang bisa dikonsumsi. Dia dan timnya pun mencoba untuk memanfaatkan lahan terbuka yang berada di atap menara apartemen.

Kadek dan tim menggunakan drum bekas, yang dipotong menjadi dua sebagai wadah. Mereka pun menanami drum itu dengan sayuran seperti kangkung, dan pakcoy. Kegitaan itu pun berhasil. Sementara ini, hasil tanaman itu dikonsumsi oleh Kadek dan timnya. “Karena kalau mau dijual ke pasar kontinuitasnya belum memenuhi,”kata Kadek.

Kegiatan urban farming ini ternyata cukup membuat para penghuni apartemen lain antusias. Mereka bahkan ingin ikut serta dalam periode panen tanaman. Tak jarang penghuni memesan tanaman yang ingin dikonsumsi. “Bagi sebagian penghuni itu seperti rekreasi karena banyak yang baru mencoba panen tanaman,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Uang hasil penjualan tanaman itu pun dimanfaatkan untuk membiayai pemeliharaan sarana bercocok tanam hingga membayar upah pekerja yang memang ditugaskan khusus mengurus tanaman produksi.

Menurut Kadek, kegiatan ini juga menciptakan lapangan pekerjan mandiri dan memberdayakan para pemulung sehingga muncul aspek sosial di dalamnya. “Terjadilah di sini swasembada biaya dan kontinuitas usaha. Semua tercatat jelas, dan pengeluarannya juga dilaporkan,” ujar Kadek.

Menurut Kadek konsep urban farming sebenarnya sudah diterapkan sejak 2011. Kegiatan itu pun sudah diterapkan di Apartemen Nias Residence Kelapa Gading, dan Apartemen Mediterania Garden 2 Residence Tanjung Duren.

Kedepan, beberapa apartemen yang dikelola oleh Inner City, seperti Kalibata City juga akan mengaplikasikan Urban Farming.

Berkat kreativitas itu, Kadek beberapa kali diminta untuk berbagi konsep mengembangkan urban farming. Dia mengatakan, Kedutaan Besar Belanda juga pernah mengajaknya berbagi ilmu karena konsep itu dianggap berhasil.

Selain itu, Kadek juga beberapa kali diminta pihak Kelurahan Tanjung Duren Selatan untuk membagikan ilmunya kepada kelompok Ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga.“Kami senang bisa berbagi konsep itu agar lebih banyak orang yang bisa menerapkannya. Bahkan penghuni apartemen yang kami kelola minta diperbanyak lahan yang digunakan untuk urban farming itu,” kata Kadek.

MITRA TARIGAN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

29 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

38 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

41 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

51 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.